Kontingen Judo Indonesia menolak mengambil medali SEA Games 2013 di Myanmar yang diperoleh sebagai wujud protes karena wasit tidak fair dalam memberikan penilaian.
Puncak kekesalan ofisial Indonesia terjadi pada final kelas -90 kg antara Horas Manurung melawan atlet tuan rumah Zin Linn Aung di Zeyar Thiri Indoor Stadium, Naypyitaw, Myanmar, Sabtu.
Saat itu satu-satunya atlet yang berpeluang mendapatkan medali emas harus menghadapi kenyataan buruk setelah wasit memberikan kemenangan bagi atlet tuan rumah meski dalam aturan pertandingan harus dihentikan.
"Kita tidak mengambil medali. Biar diambil mereka semua (Myanmar). Ini adalah bentuk protes dari kami," kata Ketua Umum Persatuan Judo Seluruh Indonesia (PJSI) George Toisuta usai melihat pertandingan SEA Games 2013.
Menurut dia, judo dari negara asalnya yaitu Jepang salah satu tujuannya adalah untuk memperhalus budi pekerti. Kondisi ini berbeda dengan apa yang dilakukan oleh para wasit yang memimpin pertandingan.
"Kita sudah dikerjai sejak hari pertama. Mungkin nasib mereka lebih baik. Tapi tidak boleh menang dengan kecurangan," katanya dengan tegas.
Pada hari terakhir pertandingan judo SEA Games, Indonesia sebenarnya mendapatkan satu perak dan dua perunggu. Namun, medali itu tidak diambil. Adapun total medali yang didapat adalah dua perak dan sembilan perunggu.
"Kami butuh kejujuran. Bukan seperti ini. Padahal wasit yang memimpin pertandingan berasal dari Jepang," kata Jendral Purnawirawan TNI AD itu.
Kekalahan Horas Manurang dari atlet tuan rumah membuat sang pelatih asal Jepang yaitu Tsuneo Sengoku melakukan protes keras. Namun upaya yang dilakukan tidak membuahkan hasil.
Pelatih yang sudah lancar berbahasa Indonesia itu bahkan menangis saat anak asuhnya dikalahkan dengan cara yang tidak fair. Kondisi ini membuat semua atlet dan ofisial ikut menangis.
"Seharusnya wasit menghentikan pertandingan saat atlet Myanmar mengunci bahu Horas. Tapi wasit malah meminta atlet Myanmar meneruskan pertandingan meski Horas tidak siap," katanya dengan mata yang sembab.
Sementara itu Horas Manurung tidak kalah kecewanya dengan Ketua Umum PJSI maupun pelatih. Bahkan, atlet andalan Indonesia itu tidak percaya dengan kondisi yang terjadi.
"Ini tidak fair. Memang banyak kejadian seperti ini. Tapi disini jauh lebih parah," katanya dengan menghela nafas panjang.
s
Tidak ada komentar:
Posting Komentar