Sampai baru-baru ini banyak orang tdak mengetahui apa itu microbeads. Apalagi mengetahui gunanya sebagai exfoliator alias scrub kulit. Microbeads terbuat dari butiran kecil plastik, ukurannya 5 mm atau lebih kecil lagi diameternya, diproduksi secara massal dalam produk perawatan kulit untuk mengupas sel-sel kulit mati tubuh.
Microbeads juga tergolon murah. Dan, ya, mereka bekerja dengan baik. Studi terbaru namun menemukan microbeads sebagai pencemar lingkungan.
Pekan lalu, New York mengajukan peraturan yang diberi nama Microbead-Free Water Act. Jika lulus, aturan ini akan melarang penggunaan microbeads. Lalu, adakah alternatif yang aman selain microbeads? Dokter kulit asal New York, dr Bobby Buka dan dr Debra Jaliman, memaparkannya.
Microbeads memiliki kemampuan untuk membersihkan wajah. Butiran kecil ini membantu membuang lapisan teratas kulit, menghilangkah kotoran dan minyak. Buka dan Jaliman mengatakan, microbeads membantu menghapus riasan. Sekaligus membuang racun yang menempel di kulit.
Banyak orang yang juga sesungguhnya tak sadar kalau microbeads terdapat produk perawatan kulit mereka. Karena tergolong murah untuk diproduksi, perusahaan menyukai penggunaan microbeads.
Meski microbeads mencemari lingkungan, ia aman bagi kulit. Terbuat dari plastik microbeads tidak memiliki reaksi kimia ke kulit. Tidak ada alasan kesehatan yang perlu dikhawatirkan dari penggunaan microbeads.
Larangan penggunaan microbeads tapi tak perlu diresahkan. Kaum Hawa bisa tetap terawat kulitnya dengan alternatif alami. Beras, biji apricot, kulit kacang walnut, bambu, baru sebagian alternatif untuk membersihkan tubuh dan wajah. Sekaligus melakukan proses scrub terhadapnya.
‘’Malah, karena microbeads bundar di ujungnya, alternatif alami yang lebih bertekstur justru berfungsi lebih baik,’’ papar Jaliman.
Mengacu pada aturan tersebut sejumlah label perawatan kulit, seperti Johnson & Johnson, Unilever, The Body Shop, L'Oreal, Colgate-Palmolive, dan beberapa perusahaan besar lainnya dikabarkan akan mulai menghilangkan penggunaan microbeads bertahap hingga 2015. Publik pun diharapkan akan memiliki lebih banyak pilihan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar