Calon Presiden Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Joko Widodo (kanan) dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri (kedua kiri) menghadiri pengukuhunan A.M. Hendropriyono sebagai profesor bidang intelijen di Jakarta, Rabu (7/5).
Jokowi dinilai tidak sepenuhnya memimpin pemerintahan jika terpilih sebagai presiden. Gubernur DKI Jakarta itu hanya akan menjadi pemimpin di atas kertas. Yang mengendalikan pemerintahan nantinya adalah Megawati.
Wasekjen PAN, Kuntum Khairu Basa, menjelaskan, Kalau Jokowi yang jadi presiden maka Republik Indonesia menerapkan pemerintahan bayangan. Secara de facto Jokowi presiden namun secara de jure, sama halnya perdana menteri, Megawati akan berposisi sebagai ratu yang mengendalikan Jokowi. Indonesia akan kembali kepada kepemimpinan seperti ketika Sutan Syahrir menjadi perdana menteri.
"Saya mengibaratkan kelak Jokowi jika terpilih akan menjadi seorang perdana Menteri bayangan," jelasnya, di Jakarta, Selasa (13/5). Sedangkan Megawati ibarat ratu. Dalam dunia permainan catur, Jokowi diibaratkan pion yang hanya bergerak ke depan dan makan pion lawan dengan silang.
Sedangkan posisi partai - partai koalisi PDIP diibaratkan dengan banteng, kuda dan peluncur dengan gerakan yang berbeda. Sesungguhnya kalau diamati maka gerakan tersebut hanya untuk satu tujuan yaitu melindungi si ratu.
Kehebatan ratu jangan dianggap remeh. "Dia bisa melakukan lebih banyak pekerjaan yang bisa dilakukan," jelasnya. Kuntum menjelaskan Bagaimana Julius Caesar menaklukkan Asia dan Eropa dalam sekejap, akhirnya tunduk di hadapan Cleopatra, si Ratu Mesir.
r
Tidak ada komentar:
Posting Komentar