Akibat badai yang terjadi Rabu petang, banyak pohon tumbang di Padang dan Pesisir Selatan. Hingga Juli mendatang, badai masih mengancam Sumbar.
Angin kencang diserta hujan yang dikenal dengan nama badai masih berpotensi besar terjadi di Sumatera Barat hingga awal bulan Juli mendatang.
Hal ini ditegaskan oleh Kasi Observasi dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sumbar Budiman kepada Haluan Kamis (19/6).
“Untuk potensi angin kencang masih besar terjadi. Terutama untuk malam hingga dini hari. Kejadian ini hanya insidentil tidak berlangsung sepanjang hari, mengingat pada Juli nanti diprediksi telah akan memasuki musim kering,” kata Budiman.
Karena itu, warga diminta waspada pada malam karena perubahan cuaca mendadak sangat memungkinkan untuk terjadi.
Data BMKG Sumbar, untuk perkiraan cuaca tiga hari ke depan pada siang hari hingga sore hari diprediksi cerah berawan. Sedangkan untuk malam hari berpotensi untuk terjadi hujan ringan hingga sedang yang disertai angin kencang.
Dari data yang diperoleh dari BMKG Sumbar untuk gelombang laut maksimal 2,5 meter. Kategori berbahaya atau tidaknya dengan keteinggian gelombang tersebut tergantung ukuran kapal yang melaut. Untuk pergerakan angin pada pagi sampai siang hari 10 - 20 km/jam. Sedangan untuk malam hingga dini hari 15 – 25 km/jam.
“Jadi diharapkan kepada warga agar tetap waspada sampai akhir bulan Juni ini, karena masih berpotensi untuk cuaca buruk,” kata Budiman lagi.
Pohon Tumbang
Badai berupa angin kencang disertai hujan yang menerjang Kota Padang dan Pesisir Selatan Rabu (18/6) petang mengakibatkan banyak pohon yang tumbang. Pohon kelapa tumbang membelintang jalan Lintas Barat Sumatera yang terdapat di Pasar Ampiang Parak, Sutera, Pessel. Akibat pohon tumbang, jalur Padang - Bengkulu sempat lumpuh selama empat jam dan aliran listrik terputus.
Novendra Arianto (40) warga Pasar Ampiang Parak menyebutkan, pohon tumbang sekitar pukul 18.00 WIB. Saat kejadian badai sedang menerjang kawasan itu, akibatnya kendaraan tidak bisa melintas hingga empat jam kemudian.
Menurutnya daun pohon kelapa menyangkut di kabel listrik tegangan tinggi. Untung saja pada saat kejadian listrik sudah padam. “Warga sekitar baru dapat bekerja menyingkirkan sebagian pepohonan sekitar pukul 20.00 WIB setelah badai reda.
“Saat itu antrean kendaraan yang datang dari Padang dan yang datang dari arah Bengkulu sudah amat panjang. Kami berusaha memotong pohon kelapa tersebut dengan perkakas seadanya. Potongan pohon itu kami singkirkan ke pinggir jalan,” kata Novendra Arianto.
Disebutkannya, kendaraan baru bisa lewat dengan lancar sekitar pukul 22.00 WIB.
Pantauan media ini, potongan pohon kelapa yang menyangkut pada kabel tegangan tinggi masih belum disingkirkan. Warga setempat merasa khawatir dengan keberadaan potongan pohon itu. Selain akan mengancam menimpa warga yang melintas, juga akan mengancam warga tersengat listrik. Hingga berita ini diturunkan, listrik masih terputus dikawasan itu.
Kepala BPBD Pessel Doni Gusrizal menyebutkan, badai malam kemarin tidak menimbulkan kerusakan yang berarti. Namun ia mengimbau warga untuk tetap hati-hati terhadap perubahan cuaca yang terjadi.
Sementara itu, semenjak badai kemarin, nelayan yang ada di Pesisir Selatan masih enggan untuk turun ke laut. Mereka memilih untuk menunggu cuaca benar-benar bersahabat.
Di Kota Padang, angin kencang disertai hujan yang datang secara tiba-tiba pada pada Rabu (18/6) pada pukul 16.25 WIB membuat sembilan pohon berukuran besar tumbang.
Seperti yang terjadi di Jalan Parak Laweh Buah Patai No 29 RT 04 RW 4 Kelurahan Parak Laweh Pulau Aie Nan XX Kecamatan Lubuk Begalung, satu pohon besar roboh dan menimpa satu rumah warga Muchtiar Muchtar yang merupakan Ketua RT. Akibat kejadian tersebut, tiga kamar rusak parah. Dalam hal ini tidak ada korban jiwa, kerugian ditaksir mencapai Rp 500 juta.
Selain di Parak Laweh, satu pohon berukuran di ruas jalan Veteran, Kelurahan Purus, Kecamatan Padang Barat, atau tepatnya di depan Kantor Dit Reskrim, dua warung, dua mobil, dan satu sepeda motor ditimpa dahan kayu. Kerugian ditaksir mencapai Rp 15 juta.
Tidak hanya di dua titik ini saja pohon yang tumbang oleh angin kencang. Dari data BPBD PK Kota Padang masih ada enam lokasi lagi pohon yang tumbang. Seperti kawasan Padang Selatan sebuah pohon tumbang dan menghambat akses jalan, di daerah Kuranji menimpa kabel listrik, Bungus Barat menimpa kabel dan tiang listrik, Kelurahan Padang Timur menutup akses jalan, Kelurahan Padang Utara menimpa kabel listrik, dan Kelurahan Luki tepatnya di Lubuk Paraku menutup jalan lintas Padang Solok.
“Kita telah menurunkan tim untuk membersihkan pohon yang tumbang ini. Mereka kita bekali dengan mesin pemotong pohon agar cepat diatasi,” jelas Kepala Dinas BPBD Kota Padang Budi Erwanto melalui Kasi Operasional Bidang Damkar Suhardi Kepada Haluan Kamis (19/6) saat ditemui di ruangannya.
Suhardi menambahkan agar warga tetap waspada dengan kondisi cuaca yang sering berubah-ubah. Terutama warga yang tinggal di dekat pohon-pohon besar dan juga memainta agar tidak memarkirkan kendaraan di bawah pohon tersebut.
Imbauan untuk meningkatkan kewaspadaan juga disampaikan Bupati Padang Pariaman Ali Mukhni usai menghadiri serah terima Camat Batang Anai di Kantor camat setempat, Rabu (18/6).
“Saya tidak bosan-bosan mengatakan bahwa Padang Pariaman merupakan daerah rawan bencana. Ancaman bencana selalu ada seperti gempa, banjir bandang, puting beliung, kebakaran, tanah longsor bahkan ancaman tsunami. Kita harus siaga 1x24 jam demi keselamatan bersama” kata Bupati yang baru saja meraih penghargaan Satya Lencana Wira Karya ini.
Ali Mukhni pun meminta seluruh camat, wali nagari dan wali korong untuk memonitor dan melaporkan situasi dan kondisi yang terjadi di wilayahnya masing-masing. Jika ada terjadi bencana agar segera melapor kepada bupati dan dinas terkait. h
Tidak ada komentar:
Posting Komentar