Belanda melawan kutukan selalu kalah pada babak perpanjangan waktu Piala Dunia. Mereka mengakhiri kutukan itu dengan mengalahkan Kosta Rika, 4-3 (0-0), melalui adu penalti pada perempat final Piala Dunia 2014, di Salvador, Brasil, Sabtu (5/7/2014) sore waktu setempat. Dalam empat laga perpanjangan waktu yang pernah dijalani sebelumnya, skuad ”Oranye” selalu kalah.
Satu dari kekalahan Belanda pada babak 2 x 15 menit itu adalah saat melawan Argentina di final Piala Dunia 1978. Tim Oranye yang dipimpin kapten Ruud Krol dikandaskan Argentina, 1-3, di Stadion El Monumental, Buenos Aires.
Laga 36 tahun lalu itu akan terulang di Arena Corinthians, Sao Paulo, 9 Juli, pada laga semifinal. Belanda yang kini dikapteni Robin van Persie akan menantang satu kutukan lagi, mengalahkan Argentina di tanah Latin. Kedua tim ini pernah empat kali bertemu di Piala Dunia. Belanda menang dua kali dan sekali imbang dalam pertemuan terakhir mereka di fase grup Piala Dunia 2006.
Belanda harus mengatasi masalah penyelesaian akhir untuk mengalahkan Argentina. Lini serang Oranye kesulitan menyelesaikan 20 peluang gol yang diciptakan saat melawan Kosta Rika. Lini belakang Oranye juga harus lebih waspada menghadapi pemain-pemain serang Argentina yang sangat cepat dan lincah, terutama Lionel Messi.
”Ini sangat aneh. Kami memiliki banyak sekali peluang gol. Kegagalan-kegagalan itu bisa sangat mahal harganya. Kami harus tetap kuat dan fokus dalam situasi seperti ini,” ujar Van Persie, seperti dikutip Associated Press.
Semifinal kali ini merupakan semifinal kelima Belanda setelah 1974, 1978, 1998, dan 2010. Tiket semifinal 2014 didapat berkat penampilan cemerlang Tim Krul dalam adu penalti. Kiper kedua Belanda itu menggantikan Jasper Cillessen pada menit 120+1, beberapa menit sebelum babak kedua perpanjangan waktu berakhir.
Kiper klub Newcastle United itu menepis dua tendangan pemain Kosta Rika, Bryan Ruiz dan Michael Umana. Empat penendang Belanda, yaitu Van Persie, Arjen Robben, Wesley Sneijder, dan Dirk Kuyt, sukses menundukkan kiper Keylor Navas.
Pergantian kiper utama Cillessen dengan Krul cukup mengejutkan karena kiper berusia 26 tahun itu belum pernah tampil di Brasil. Namun, pelatih senior Louis van Gaal mengikuti nalurinya sebagai manajer tim yang terasah selama 26 tahun.
”Setiap kiper memiliki kualitas spesifik. Kami menilai jangkauannya lebih baik. Catatan dalam menggagalkan penalti juga baik,” ujar Van Gaal dalam konferensi pers.
Pergantian kiper masuk dalam detail rencana permainan Van Gaal. Ia sudah membahas peluang adu penalti ini dengan Krul dan pelatih kiper mengenai bagaimana Kosta Rika akan mengeksekusi penalti dan siapa saja penendangnya.
”Kami memberi tahu Tim Krul bahwa dia adalah kiper terbaik untuk adu penalti karena posturnya lebih besar. Kami tidak memberi tahu Cillessen karena tidak ingin mengacaukan persiapan dan konsentrasinya,” ujar Van Gaal.
”Kami memberi tahu Tim Krul bahwa dia adalah kiper terbaik untuk adu penalti karena posturnya lebih besar. Kami tidak memberi tahu Cillessen karena tidak ingin mengacaukan persiapan dan konsentrasinya,” ujar Van Gaal.
Adu penalti ini merupakan ujung kebuntuan serangan Belanda. Robben dan Van Persie menciptakan 69 situasi berbahaya bagi Kosta Rika dan melepaskan 20 kali tendangan ke gawang.k
Tidak ada komentar:
Posting Komentar