Setelah Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnamamenumpahkan kekesalannya pada oknum TNI yang diduga "melindungi" pedagang kaki lima (PKL) di Monas, pada Senin (4/8/2014) sore tadi, tiga anggota TNI mendatanginya di Balaikota Jakarta.
Sekitar pukul 16.00, ketiga anggota TNI dengan berseragam lengkap itu terlihat langsung masuk ke ruang kerja Basuki. Sebelum masuk, salah satu dari mereka sempat mengatakan, mereka sudah memiliki janji bertemu dengan pria yang akrab disapa Ahok itu.
Namun, ternyata mereka tak kunjung bertemu dengan sang tuan rumah. Pasalnya Basuki telah memiliki agenda lain di ruang rapat besar, yakni menerima 28 mahasiswa dan dua dosen perencanaan kota dari Universitas Delft Belanda.
Setelah satu jam menunggu dan tidak dapat bertemu Basuki, ketiganya pun memilih untuk keluar dari ruang kerja Wagub. Begitu keluar, beberapa wartawan pun mencoba mengonfirmasi perihal tujuan mereka menyambangi Basuki. Namun, tak ada satu pun dari tiga anggota TNI itu yang bersedia menjawab pertanyaan wartawan.
Setelah satu jam menunggu dan tidak dapat bertemu Basuki, ketiganya pun memilih untuk keluar dari ruang kerja Wagub. Begitu keluar, beberapa wartawan pun mencoba mengonfirmasi perihal tujuan mereka menyambangi Basuki. Namun, tak ada satu pun dari tiga anggota TNI itu yang bersedia menjawab pertanyaan wartawan.
"Tidak mau wawancara," kata salah seorang anggota seraya mengayunkan tangannya ke arah wartawan, mengelak menjawab.
Mereka bertiga pun terus berlalu meninggalkan wartawan dan langsung masuk ke dalam elevator. Sementara salah seorang staf pengamanan dalam (pamdal) Balaikota Jakarta mengatakan kedatangan tiga anggota TNI itu tidak ada di dalam jadwal Wakil Gubernur.
"Enggak ada janji sebelumnya. Tadi dengar di radio (HT), katanya mau bahas soal Tanah Abang atau Monas gitu, kan penertibannya bareng TNI dan Garnisun juga," kata staf pamdal itu .
Sekedar informasi, sebelumnya, Basuki begitu geram mendengar ada personel Satpol PP yang diamankan oleh Polsek Gambir, karena menertibkan warga yang diduga PKL. Warga itu ternyata anggota TNI yang sedang berlibur bersama keluarganya di Monas.
Basuki mengaku heran, mengapa tidak ada pihak yang peduli terhadap personel Satpol PP yang celaka saat menertibkan PKL maupun bangunan kumuh.
Basuki mengaku heran, mengapa tidak ada pihak yang peduli terhadap personel Satpol PP yang celaka saat menertibkan PKL maupun bangunan kumuh.
"Satpol PP setiap kali melakukan tindakan di Monas, pasti dipanggil polisi di-BAP sebagai tindak pengeroyokan. Ini kan konyol Terus kalau orang kita (Satpol PP) ada yang kepalanya bocor, apa ada yang BAP?" kata Basuki.
Basuki pun mengaku siap melakukan aksi baku tembak dengan para oknum yang membekingi PKL dan parkir liar yang berada di Monas. Pasalnya, kondisi Monas saat ini sudah semakin semrawut. Para PKL dengan mudah membobol pagar dan berdagang di dalam Monas. Sementara, preman yang semakin membeludak "memeras" pengunjung Monas yang memarkirkan kendaraannya di kawasan seluas 82 hektar itu.
Menurut dia, Pemprov DKI memiliki hak untuk menertibkan semua permasalahan itu. Sesuai dengan peraturan daerah (Perda) Nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum. Basuki pun telah bersedia memberi persenjataan lengkap pada personel Satpol PP. Mulai dari rompi anti peluru, pistol, alat kejut listrik, pisau, dan lainnyak
Menurut dia, Pemprov DKI memiliki hak untuk menertibkan semua permasalahan itu. Sesuai dengan peraturan daerah (Perda) Nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum. Basuki pun telah bersedia memberi persenjataan lengkap pada personel Satpol PP. Mulai dari rompi anti peluru, pistol, alat kejut listrik, pisau, dan lainnyak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar