Aksi keliling dunia dengan sepeda motor yang dilakoni pria asal Bandung, Jawa Barat, Jeffrey Polnaja, masih berlangsung. Hingga kini, pria yang akrab disapa JJ ini telah berhasil menembus 10 negara di Amerika Tengah dan Amerika Selatan.
Selama tujuh bulan berkelana dengan sepeda motor BMW R1150GS bernomor polisi B 5010 JP, ia sudah menempuh jarak kurang lebih 25.000 kilometer.
Informasi terbaru yang disampaikannya, ia kini tengah berada di Negeri Samba, Brasil. Sudah satu pekan JJ berada di sana. Ia mengaku masuk melalui gerbang perbatasan Peru di daerah Assis, Brasil.
Namun, kini JJ harus menghadapi masalah teknis saat hendak melanjutkan petualangannya ke Cuiaba. Sepeda motornya, "Silver Line", bermasalah pada bagian pelat kopling.
"Pelat kopling Silver Line rusak dan riskan jika memaksakan diri. Saya terpaksa berhenti sambil menunggu teman-teman dari Brasil membantu," ucapnya dalam keterangan resminya kepada VIVAnews, Selasa 9 September 2014.
Jeffrey menceritakan, titik lokasi kerusakan sepeda motornya terjadi di daerah Vista Alegre do Abuna dan jauh dari perkotaan. Diperlukan perjalanan sejauh 260 kilometer selama enam jam untuk mencapai Porto Velho.
"Saya sangat berterima kasih kepada teman-teman di Brasil. Mereka sangat baik karena sudah bersusah payah menolong saya. Mereka butuh 15 jam perjalanan untuk pergi dan pulang. Rutenya cukup ganas karena harus melintasi Sungai Madeira dan Amazon yang penuh piranha," jelas JJ.
Sebelum mencapai Brasil, Jeffrey mengaku telah berhasil mengekplorasi selutuh Peru, serta beberapa negara, termasuk Guatemala, Belize, El Savador, Honduras, Nikaragua, Costa Rica, Panama, Kolombia, dan Venezuela. Bahkan Jeffrey sempat melakukan pelayaran di laut ganas Karibia selama lima hari bersama tunggangannya.
"Kondisi tubuh saya normal, dan boleh dibilang bugar untuk melanjutkan perjalanan misi'Ride for Peace' yang masih panjang," kata Jeffrey.
Jeffrey menceritakan, titik lokasi kerusakan sepeda motornya terjadi di daerah Vista Alegre do Abuna dan jauh dari perkotaan. Diperlukan perjalanan sejauh 260 kilometer selama enam jam untuk mencapai Porto Velho.
"Saya sangat berterima kasih kepada teman-teman di Brasil. Mereka sangat baik karena sudah bersusah payah menolong saya. Mereka butuh 15 jam perjalanan untuk pergi dan pulang. Rutenya cukup ganas karena harus melintasi Sungai Madeira dan Amazon yang penuh piranha," jelas JJ.
Sebelum mencapai Brasil, Jeffrey mengaku telah berhasil mengekplorasi selutuh Peru, serta beberapa negara, termasuk Guatemala, Belize, El Savador, Honduras, Nikaragua, Costa Rica, Panama, Kolombia, dan Venezuela. Bahkan Jeffrey sempat melakukan pelayaran di laut ganas Karibia selama lima hari bersama tunggangannya.
"Kondisi tubuh saya normal, dan boleh dibilang bugar untuk melanjutkan perjalanan misi'Ride for Peace' yang masih panjang," kata Jeffrey.
Dia juga menyatakan bahwa dari serangkaian kunjungan di Amerika Selatan, Peru merupakan negara terlama tempat dirinya menetap sementara.
"Di Peru saya bertahan hampir tiga bulan. Negara ini benar-benar indah. Penduduknya ramah, budaya kunonya masih kental, dan banyak daerah di Pegunungan Andes berketinggian di atas 4.000 meter dari permukaan laut yang saya kunjungi," ungkapnya.
Populerkan Indonesia
Selama di Peru dan beberapa negara yang telah dikunjunginya, Jeffrey banyak melakukan aktivitas berbicara di depan forum-forum otomotif. Selain menceritakan kisah perjalanan panjang yang dimulai dari Tanah Air, Jeffrey juga mengaku sambil mempromosikan Indonesia serta pentingnya perdamaian di seluruh dunia.
Jeffrey pun mengajak orang-orang asing yang mengikuti forumnya merasakan wisata kuliner dengan menikmati masakan-masakan khas Indonesia hasil olahan pegawai kantor Kedutaan Besar Indonesia.
"Kita tahu, saat ini beberapa negara di dunia sedang dilanda peperangan. Sangat menyedihkan karena dalam perang tidak ada yang menang. Saat ini di negara-negara Amerika Latin memang tidak ada peperangan yang dipicu konflik politik. Namun, perang melawan sindikat narkoba dan kriminal sering saya lihat langsung. Itu sama-sama menghancurkan," kata pria yang meninggalkan Indonesia sejak awal 2012 itu.
Jeffrey juga bercerita tentang bahaya kriminal di sepanjang penjelajahannya di Amerika Latin. Kolombia, menurut Jeffrey, merupakan salah satu negara dengan tingkat kriminalitasnya tinggi. Negara itu dikatakannya masih dibekap kejahatan oleh kartel-kartel obat bius, dan tidak bersahabat dengan orang-orang asing.
"Saya pernah mendengar suara letupan pistol. Ada sekitar enam sampai delapan letusan. Tak lama kemudian saya melalui jalan asal suara pistol itu, dan saya melihat enam tubuh tergeletak. Saat itu saya ingin memotret korban, tapi seorang teman melarang saya," ungkapnya.
Misi 'Ride for Peace' yang dijalani bukan sebuah perjalanan tanpa risiko. Berkendara seorang sendiri, di manapun itu, selalu memiliki potensi bahaya. Terlebih di sebuah negara yang masih asing baginya.
"Banyak pengalaman yang saya terima sepanjang perjalanan ini. Ternyata, bila kita sensitif, alam mampu memberikan peringatan. Contohnya, ketika saya melihat banyak capung terbang maka saya harus segera mempercepat atau sebaliknya memperlambat tunggangan karena munculnya banyak capung bisa jadi pertanda akan segera turun hujan," ceritanya.
Sembilan bulan lagi
Jeffrey masih akan terus melakukan misinya hingga empat bulan ke depan di Amerika Selatan. Saat ini, ia menargetkan akan menembus Uruguay, Paraguay, Bolivia, Chili, dan Argentina.
Dari negara terakhir di Amerika Selatan, Jeffrey akan menerbangkan sepeda motornya melintas Samudra Pasifik menuju Australia sebelum kembali ke Tanah Air melalui Timor Leste.
Untuk melibas sisa negara-negara di Amerika Selatan, Jeffrey memperkirakan akan menghabiskan waktu sekitar empat bulan dan baru akan tiba di Indonesia pada Mei 2015.
"Di Peru saya bertahan hampir tiga bulan. Negara ini benar-benar indah. Penduduknya ramah, budaya kunonya masih kental, dan banyak daerah di Pegunungan Andes berketinggian di atas 4.000 meter dari permukaan laut yang saya kunjungi," ungkapnya.
Populerkan Indonesia
Selama di Peru dan beberapa negara yang telah dikunjunginya, Jeffrey banyak melakukan aktivitas berbicara di depan forum-forum otomotif. Selain menceritakan kisah perjalanan panjang yang dimulai dari Tanah Air, Jeffrey juga mengaku sambil mempromosikan Indonesia serta pentingnya perdamaian di seluruh dunia.
Jeffrey pun mengajak orang-orang asing yang mengikuti forumnya merasakan wisata kuliner dengan menikmati masakan-masakan khas Indonesia hasil olahan pegawai kantor Kedutaan Besar Indonesia.
"Kita tahu, saat ini beberapa negara di dunia sedang dilanda peperangan. Sangat menyedihkan karena dalam perang tidak ada yang menang. Saat ini di negara-negara Amerika Latin memang tidak ada peperangan yang dipicu konflik politik. Namun, perang melawan sindikat narkoba dan kriminal sering saya lihat langsung. Itu sama-sama menghancurkan," kata pria yang meninggalkan Indonesia sejak awal 2012 itu.
Jeffrey juga bercerita tentang bahaya kriminal di sepanjang penjelajahannya di Amerika Latin. Kolombia, menurut Jeffrey, merupakan salah satu negara dengan tingkat kriminalitasnya tinggi. Negara itu dikatakannya masih dibekap kejahatan oleh kartel-kartel obat bius, dan tidak bersahabat dengan orang-orang asing.
"Saya pernah mendengar suara letupan pistol. Ada sekitar enam sampai delapan letusan. Tak lama kemudian saya melalui jalan asal suara pistol itu, dan saya melihat enam tubuh tergeletak. Saat itu saya ingin memotret korban, tapi seorang teman melarang saya," ungkapnya.
Misi 'Ride for Peace' yang dijalani bukan sebuah perjalanan tanpa risiko. Berkendara seorang sendiri, di manapun itu, selalu memiliki potensi bahaya. Terlebih di sebuah negara yang masih asing baginya.
"Banyak pengalaman yang saya terima sepanjang perjalanan ini. Ternyata, bila kita sensitif, alam mampu memberikan peringatan. Contohnya, ketika saya melihat banyak capung terbang maka saya harus segera mempercepat atau sebaliknya memperlambat tunggangan karena munculnya banyak capung bisa jadi pertanda akan segera turun hujan," ceritanya.
Sembilan bulan lagi
Jeffrey masih akan terus melakukan misinya hingga empat bulan ke depan di Amerika Selatan. Saat ini, ia menargetkan akan menembus Uruguay, Paraguay, Bolivia, Chili, dan Argentina.
Dari negara terakhir di Amerika Selatan, Jeffrey akan menerbangkan sepeda motornya melintas Samudra Pasifik menuju Australia sebelum kembali ke Tanah Air melalui Timor Leste.
Untuk melibas sisa negara-negara di Amerika Selatan, Jeffrey memperkirakan akan menghabiskan waktu sekitar empat bulan dan baru akan tiba di Indonesia pada Mei 2015.
Artinya, butuh sembilan bulan lagi bagi Jeffrey untuk kembali ke Tanah Air.
"Brasil dan Argentina merupakan negara terbesar di Amerika Selatan. Butuh waktu bila saya ingin mengeksplorasi tempat-tempat penting di dua negara itu. Brasil memiliki tantangan khusus karena di negara ini saya akan menghadapi banyak perjalanan di tengah belantara Amazon yang kejam," imbuhnya. (ita)
Lihat foto-fotonya:
(Foto: Dokumentasi Jeffrey Polnaja)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar