Inilah kisah dua helai kawat baja. Satu untuk bergantung satu untuk berpijak. Kawat itu sisa dari jembatan gantung yang sudah tergurajai sejak lima tahun silam.
Tiap hari, warga, terutama anak sekolah, harus melewati dua kawat itu, sedang di bawahnya sungai berair deras. Tak terhitung lagi orang yang jatuh. Tak terhitung pula permohonan ke pemerintah agar jembatan itu diperbaiki.
Kisah miris itu datang dari Jorong Koto Rambah, Nagari Lubuk Gadang Utara, Kecamatan Sangir, Solok Selatan.
Jembatan gantung yang tidak jauh dari ibu kabupaten, Padang Aro itu kondisinya memang sangat menyedihkan dan daerah itu terkesan masih terpinggirkan.
Terbukti, ratusan warga yang berdomisili di Jorong Koto Rambah, untuk menuju pusat pusat Kabupaten Solok Selatan di Padang Aro harus melewati satu helai kawat bekas penahan jembatan gantung. Papan jembatan itu pun hampir jatuh ke sungai. Ironisnya lagi, sungai yang luas itu harus dilewati warga setiap hari, termasuk anak-anak sekolah.
Kepala Jorong Koto Ranah, Syahrul Wendrianto ketika ditanya Singgalang di lokasi jembatan itu mengatakan, pihaknya tidak bisa berbuat banyak. Bahkan, masalah ini sudah sering disampaikan baik kepada bupati, ketua DPRD, juga melalui Musrenbang. Hanya saja, sampai sekarang belum ada perhatian serius.
Wendrianto didampingi tokoh pemuda Hendri mengakui, jembatan itu rusak sudah sejak lima tahun lalu, korban pun sudah tidak terhitung lagi banyaknya. “Kita kasihan sama anak sekolah karena tidak ada jalan lain bagi mereka untuk ke sekolah. Mereka harus bergantungan melawan arus,” katanya.
Tidak hanya masalah jembatan. Menurut Wendrianto, masih banyak di Jorong Rambah itu yang luput dari perhatian, seperti jalan menuju ke Koto Rambah masih jalan setapak.
Rencana pembangunan jalan itu, katanya, sudah ada tetapi selalu dialihkan. Saat ini, untuk ke Jorong Koto Rambah tidak bisa dilewati kendaraan karena jalan kecil. Belum lagi irigasi untuk mengaliri sawah warga sekitarnya, juga tidak ada. “Usulan sudah berkali-kali disampaikan, tapi tak kunjung ditanggapi,” jelasnya.
Kedua tokoh masyarakat ini sangat berharap kepada pemerintah untuk lebih serius memperhatikan daerah mereka, karena daerah ini yang masih belum mendapatkan bantuan pembangunan.
Sejauh itu, Pemerintah Kabupaten Solok Selatan memang telah berupaya setiap tahun untuk memperbaiki infrastruktur, baik itu di sektor pendidikan, sarana dan prasarana jalan, kesehatan, pertanian dan sebagainya.
Namun, tidak banyak orang yang tahu kalau ada salah satu daerah yang kondisinya amat memiriskan dan belum tersentuh oleh pembangunan, yakni Jorong Koto Rambah Nagari Lubuk Gadang Utara.
Datanglah ke sana, lihatlah kisah dua kawat baja dan anak-anak kita. Mana tahu di sungai mereka ada pula emas.
Bupati Solok Selatan, Muzni Zakaria dalam pesan singkatnya kepada Singgalang tadi malam mengatakan ada jembatan lama swadaya masyarakat yang tidak terpakai lagi, lantaran sudah jembatan gantung Koto Rambah Pulau Asmara yang dilalui mobil. Di bagian hulunya saat ini sedang dibangun jembatan gantung Taratak dan jembatan gantung Sungai Lolo.S
Tidak ada komentar:
Posting Komentar