Saat ini, banyak pendakwah sebagai bintang iklan melalui televisi dan kondisi ini telah mengubah kehidupannya. Mereka tidak lagi menikmati sebagai agamawan, tetapi lebih sebagai bagian dari kalangan selebritis.
"Menjelmanya pendakwah menjadi bagian dari selebritis melalui televisi berakibat agama yang seharusnya menjadi tuntunan dianggap sebagai hiburan," kata Pradana Boy ZTF, dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada seminar Pra Muktamar Muhammadiyah ke 47 di Yogyakarta, Rabu (20/5).
Dijelaskan Pradana, ceramah-ceramah agama telah menghiasi telah menghiasi layar kaca. Namun kemasan ceramahnya tidak lagi secara konvensional, tetapi kemasan kontemporer yang justru menjauhkan masyarakat dari nilai-nilai yang sedang diceramahkan.
Bahkan, kata Pradana, semakin banyaknya stasiun televisi memicu persaingan penyajian kemasan ceramah agama di televisi dalam bungkus populer. Sehingga bukan lagi penyajian ajaran agamanya yang penting, tetapi kemasan dan sejauh mana tayangan tersebut mampu menarik perhatian penonton, serta ujung-ujungnya mendatangkan keuntungan material.
Dampak berikutnya, kata Pradana, para pendakwah agama lewat televisi tidak lagi bisa disebut sebagai agamawan dalam arti kovensional. Di masa lalu, pengakuan kredibilitas seorang agamawan adalah keteladannya.
"Keteladanan bisa berwujud kesederhanaan dan kebersajaan dalam menjalani kehidupan atau kedalaman ilmu yang diwujudkan dalam tutur kata dan perilaku yang menyejukkan," katanya.k
Tidak ada komentar:
Posting Komentar