Pemerintah Kota Solok, Sumatera Barat, akan menerima dan menjamin keselamatan dokter Fiera Lovita bila dari pengungsian di Jakarta kembali lagi ke kota tersebut.
Wali Kota Solok, Zul Elfian di Solok, Sabtu juga menjamin masyarakatnya akan tetap menerima Fiera sebagai bagian dari warga negara Indonesia.
Zul mendukung Polres Solok menyelidiki kasus persekusi yang mengakibatkan Fiera diungsikan ke Jakarta.
"Kita tunggu hasil dari penyelidikan polisi, kalau terbukti ada persekusi, pihak terkait akan diproses sesuai hukum," ujarnya.
Ia menyatakan akibat dugaan kasus persekusi yang belum tentu kebenarannya itu, Kota Solok menjadi pusat perhatian lokal dan nasional.
Walaupun kasus Fiera mengakibatkan berbagai pemberitaan yang tidak baik mengenai kota Solok, tetapi pemkot akan memaafkan dan menerima kehadirannya kembali.
"Karena dr Fiera merupakan anak kemenakan kita juga, tidak ada gunanya kita menyimpan kemarahan," ujarnya.
Wali Kota menyatakan, Solok aman, dan kondusif tidak seperti yang diberitakan oleh media nasional atau media sosial.
Terkait masalah indikasi persekusi yang dituduhkan sebagian kalangan, pemkot mendukung langkah langkah percepatan penyelesaiannya dan menghormati proses hukum yang berlangsung.
Pemkot bersama Forkompinda berkomitmen melindungi masyarakat Solok dengan berbagai upaya koordinasi lintas sektoral, dan mewacanakan untuk membentuk satuan tugas (satgas) antipersekusi dengan melibatkan seluruh elemen.
Sementara itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Solok Afrizal Thaib menyatakan pada pertemuan Fiera dengan ormas Islam di RSUD Solok, ormas sudah memberi pernyataan dan pengakuan tidak ada mengintimidasi atau melakukan persekusi terhadapnya.
"Jangan menerima penjelasan secara sepihak tanpa konfirmasi para narasumber, harusnya tabayyun (mencari sesuatu kejelasan tentang sesuatu hal hingga jelas benar keadaannya)," ujarnya.
Kalau ada permasalahan cepat diselesaikan secara musyawarah sehingga tidak meluas seperti yang terjadi saat ini.
"Untuk itu, kita ingin mengembalikan nama baik Kota Solok agar seperti semula," ujarnya.
Sedangkan, Wakil Kepala Kepolisian Resor Kota Solok Sumintak, mengatakan berita yang dimuat media harus berimbang agar menenangkan masyarakat dan tidak menimbulkan kegaduhan.
Ia menyebutkan bahwa kasus Fiera dengan ormas Islam sudah selesai dimediasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Solok dengan permintaan maaf dan penandatangan pernyataan tidak akan mengulangi tindakan tersebut.
Mengenai pemutasian Kapolres Susmelawati, bukan karena kasus persekusi tetapi murni keputusan Kapolri untuk penyegaran suasana, kata Sumintak.
Sementara ini, baru ada satu laporan tentang persekusi yang dialami Fiera. Kepolisian sudah menginterogasi 14 orang dari 17 saksi yang direncanakan.
Kejadian ini, dianggap merupakan efek postingan yang dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab untuk memperkeruh suasana di Kota Solok.
Wakil Direktur RSUD Kota Solok dr Elfahmi menyatakan bahwa kasus ini menyebabkan citra buruk bagi rumah sakit tersebut.
RSUD Kota Solok, katanya, menjadi terkesan tidak bisa membina stafnya dengan baik.
Ia menyebutkan tidak ada rencana dokter Fiera pindah sebelum kasus ini. Jika ingin pindah tentu harus melewati prosedur yang berlaku. Wacana kepindahan dr Fiera terjadi setelah kasus ini.
"Hingga kini, d. Fiera mengambil cuti dua minggu melalui surat tulisan tangan, yang sebenarnya tidak boleh karena harus melalui persetujuan pimpinan," ujarnya. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar