Bastian | Senin, 27 Juni 2011 | 16:38 WIB
Dibaca: 8727
Komentar: 40
FORBES/AUTOGUIDE
SAUDI, KOMPAS.com — Kasihan betul nasib para wanita di Arab Saudi. Pada era modern sekarang ini mereka justru dilarang mengemudikan mobil. Nah, sekelompok wanita baru-baru ini melakukan kampanye menuntut agar mobil-mobil buatan luar negeri ditarik keluar dari kerajaan.
Tuntutan pertama mereka ditujukan kepada Fuji Heavy Industries Ltd's agar segera menarik produknya, Subaru. Setelah produk Jepang, menyusul Cadillac (Amerika) dan Hyundai (Korea Selatan). Subaru yang diserang pertama, menurut para pengunjuk rasa, karena pabrikan itu menyediakan kendaraan buat wanita.
Aksi sekelompok wanita itu terhadap larangan mengemudi tersebut mendapat dukungan dari Menteri Luar Negeri Amerika Hillary Clinton. Bahkan, pertengahan Juni lalu beberapa wanita mengemudikan mobil di jalan protokol dan Hillary menyebutnya sebagai "wanita pemberani". "Saya tergerak oleh aksi mereka dan saya ikut mendukungnya," begitu pernyataan Hillary.
"Ini merupakan harapan kami agar bisa memberi tekanan besar kepada keluarga kerajaan Saudi dan memberi 'sinar terang' buat diskriminasi terhadap wanita di negeri ini," komentar kelompok aksi tersebut.
Aksi ini bukan yang pertama kali dan sudah pernah dilakukan November 1990, saat pasukan Amerika berkumpul di kerajaan untuk mempersiapkan perang mengusir pasukan Irak dan Kuwait. Aksi saat itu terinspirasi oleh seorang personel pasukan wanita AS mengemudikan mobil di gurun untuk menyelamatkan seorang wanita Kuwait dan anak-anaknya. Pengemudi dan penumpang sempat ditahan sedikitnya dua tahun.
Karena saat itu banyak media internasional, para pemrotes berharap aksi mereka bisa diketahui dunia. Dengan begitu, perjuangan mencabut larangan sedikit terbantu.
Kenapa dilarang
Larangan wanita mengemudikan mobil, menurut Sheikh Mohammed al-Nujaimi, seorang ulama, punya beberapa pertimbangan. Pertama, apabila dibolehkan mengemudi, wanita akan bebas meninggalkan rumah sendirian kapan pun mereka suka. Kedua, wanita akan melanggar aturan yang membatasi percampuran jenis kelamin karena berinteraksi dengan mekanik jika mobil mengalami sesuatu atau saat mengisi bensin.
Ketiga, Arab Saudi memberlakukan pembatasan interpretasi versi Wahhabi Islam Suni, yaitu perempuan tidak diizinkan mengajukan SIM sekalipun untuk waktu tertentu.
Reaksi pabrikan
Mengenai aksi itu, juru bicara Fuji Heavy menyatakan bahwa pihaknya belum menerima informasinya. "Kami hanya memiliki dealer dan tidak ada pabrik. Lagi pula, penjualan setiap tahunnya sekitar 300 sampai 400 unit," ujarnya.
Sementara Hanspeteer Ryser, juru bicara Cadillac di Zurich, mengatakan bahwa pihaknya belum ada rencana mengubah strategi bisnis, sehubungan dengan adanya larangan itu.
"Saya tidak bisa membayangkan jika ada langkah untuk keluar dari Arab Saudi. Ini merupakan pasar yang sangat kuat bagi kami," tutup Ryser.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar