JAKARTA, HALUAN — Sekitar 1.700 perantau Minang se-Jabodetabek melakukan pulang serentak ke kampung halaman pada Jumat (26/8) dari berbagai lokasi. Rombongan pertama yang berangkat dari depan Kantor Penghubung Sumatra Barat di Jalan Matraman Raya, Jakarta menggunakan satu buah bus dan 35 kendaraan pribadi dengan jumlah 200 orang asal Kecamatan Lubuk Basung, Agam, dilepas langsung oleh Kepala Kantor Penghubung Sumatra Barat, Nadiar, pada pukul 14.00 WIB.
Rombongan kedua dengan jumlah yang lebih besar, yaitu sekitar 1.200 orang, berangkat menggunakan kapal laut KRI Tanjung Nusanive dari Kolinlamil Tanjung Priok, Jakarta Utara pada pukul 15.00 WIB. Rombongan dengan kapal laut ini dipimpin oleh Kolonel (Laut) Muharam asal Canduang, Bukittinggi.
Rombongan dengan jalan darat ini diperkirakan akan sampai di kampung halaman pada Minggu pagi. Sementara rombongan dengan kapal laut juga pada Minggu (28/8) siang.
Bupati Agam Indra Catri dikabarkan akan menyambut rombongan ini di Pelabuhan ‘Ema Haven’ Teluk Bayur. Belum diperoleh informasi apakah Gubernur Sumbar dan Walikota Padang akan ikut menanti warganya yang pulang dari rantau ini.
Suasana keberangkatan di Kolinlamil Tanjung Priok berjalan cukup tertib. Menurut Sekjen BK3AM, Amri Azis yang ikut mengkoordinasikan keberangkatan perantau ini, karena merupakan dermaga angkatan laut, para penumpang pun harus ikut berdisiplin. Sejak pukul 13.00 WIB, usai Jumatan, semua calon penumpang sudah berada di dermaga.
Tak ada upacara melepas keberangkatan rombongan secara seremonial karena suasana panas terik. Tetapi, para penumpang, kata Amri, cukup antusias karena segera akan pulang ke kampung halaman untuk mengikuti lebaran bersama sana keluarga.
Dari catatan panitia, jumlah perantau terbesar dalam kapal ini adalah dari Kota Padang sekitar 350 orang, Kota Bukittinggi sekitar 300 orang dan dari Canduang sebanyak 200 orang. Selebihnya ada yang dari Solok, Padang Pariaman, Padang Panjang, Payakumbuh, Pesisir Selatan dan Tanah Datar.
Yang belum diketahui, bagaimana pengangkutan para penumpang ini dari Teluk Bayur ke kampung masing-masing. Jumlah 1.200 orang bukanlah hal yang sedikit. Pihak BK3AM pernah mengajukan permohonan kepada Pemda masing-masing untuk menyediakan bus Pemda guna menjemput para perantau ini di Teluk Bayur.
Perantau Forkan
Yang dilepas oleh Kepala Kantor Penghubung Sumatra Barat di Jakarta, Nadiar, kemarin, adalah dari Forum Komunikasi Anak Nagari (Forkan), Kecamatan Lubuk Basung, Kabupaten Agam.
Sekretaris Umum Forkan, Linda Muthia, menyebutkan, jumlah mereka yang pulang basamo tahun ini ada sekitar 200 orang. Sebanyak 50 orang menggunakan bis umum yang disewa khusus oleh Forkan, sisanya menggunakan mobil pribadi masing-masing.
“Kami ingin merasakan keindahan pulang basamo. Di kampung nantinya juga akan membicarakan pembangunan nagari masing-masing, serta memberikan sumbangan untuk anak miskin agar bisa ikut merayakan lebaran tahun ini,” katanya.
Ia menambahkan, mereka yang diberangkatkan dengan bus adalah mereka yang benar-benar sudah lama tidak bisa pulang. Karena itu, Forkan ikut membantu mereka memfasilitasi kendaraan yang membawanya ke Ranah Minang, kampung halaman tercinta.
Kepala Kantor Penghubung Sumbar, Nadiar, mengharapkan agar peserta pulang basamo berhati-hati selama dalam perjalanan dan selalu mengadakan koordinasi melalui alat komunikasi yang digunakan. “Lebaran masih empat hari lagi. Ada waktu selama tiga hari di perjalanan dan satu hari untuk istirahat. Yang penting, apa yang dituju tercapai, di perjalanan juga selamat,” katanya.
IKGS
Pada Jumat kemarin, Perantau Gurun asal Tanah Datar yang tergabung dalam Ikatan Kelurga Gurun Saiyo, juga melakukan pulang kampung bareng dengan dua buah bus dan 35 kendaraan pribadi dengan jumlah penumpang sekitar 300 orang.
Menurut Nedhi, Koordinator Panitia, sesampai di kampung halaman, rombongan ini akan disambut oleh Bupati Tanah Datar, Shadiq Pashadigue.
Selama di kampung halaman, para perantau ini akan mengadakan Musyawarah Besar (Mubes), mengadakan acara batagak gala 35 orang penghulu baru, dan acara hiburan rakyat untuk mempererat silaturahim antara perantau dengan warga kampung halaman.
PKDP Centre
Selain perantau Candung, Lubuk Basung dan IKSG, perantau dari Padang Pariaman juga banyak yang melakukan pulang basamo, namun tidak dalam rombongan besar. Mereka pulang secara terpencar-pencar. Satu rombongan ada yang hanya 5 sampai 10 kendaraan pribadi.
Salah satu perantau yang pulang basamo adalah dari Kecamatan Sungai Geringging dan Kecamatan Aur Malintang. Mereka ini, pada 3 September nanti akan menggelar reuni akbar SMP negeri Sungai Geringging, di Sungai Geringging.
Rombongan kedua kecamatan yang pulang itu antara lain H. Sagi yang merupakan alumni tertua SMP Sungai Geringging yang ada di rantau. Calon pimpinan KPK yang masuk 8 besar, Zulkarnain, SH, MH juga salah seorang alumnus sekolah ini. Namun belum ada informasi apakah yang bersangkutan juga akan hadir di Sungai Geringging.
Kepulangan perantau Piaman ini ke kampung halaman dikoordinasikan melalui SMS Centre yang disediakan oleh DPP PKDP sejak dua bulan lalu. SMS Centre ini adalahsalah satu media ampuh yang menggkordinasikan kegiatan organisasi di seluruh Indonesia.
Ketua salah seorang peserta pulang basamo, Nazir, mendapat musibah kecelakaan di Sarolangun, Bangko, pada Jumat siang kemarin, segera terinformasikan melalui SMS Centre ini. Pada anggota PKDP pun segera mencari tahu dan mengabarkan anggota PKDP atau warga Pariaman yang ada di Sarolangun. Salah satunya, dr. Nirwan, seorang dokter di RSUD setempat mengabarkan kesanggupannya untuk memberikan pertolongan kepada korban. Karena korban berada di Puskesmas Sarolangun, dr. Nirwan pun membantu mengkoordinasikannya dengan dr. Ermawati, pimpinan Puskesmas setempat yang juga asal Piaman. (h/sal)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar