PANGKALAN BALAI - H Tereng (65), warga Philip V Parit IV Kecamatan Lais Musi Banyuasin tewas setelah 12 tusukan menghujam di sekujur tubuhnya. H Tereng dibunuh di sawah masyarakat di dusun Tritunggal Parit V Desa Bentayan Kecamatan Tungkal Ilir Banyuasin, Senin (23/1/2012) sekitar pukul 12.00 WIB.
Pak haji dibunuh Ambo Mese, (26) warga Sungai Lilin Musi Banyuasin. Ambo merupakan anak dari seorang perempuan yang didekati korban dengan hubungan tanpa status jelas (fair).
Kejadian yang menggemparkan warga dusun Tritunggal ini, bermula saat dua hari yang lalu, ketika korban menemukan ibunya, Siti, sedang bersama korban kakek H Tereng di rumahnya.
Namun, saat dipergok keduanya langsung berdiam dan korban pulang. Ternyata ibu Siti bercerita pada anak semata wayangnya, Ambo Mese jika pernah melakukan hubungan intim dengan korban.
Setelah dinyakini jika kejadian itu memang dialami oleh ibunya, pelaku Ambo Mese mendatangi korban H Tereng di sebuah sawah masyarakat di dusun Tritunggal Parit V Bentayan untuk mempertanyakan hal tersebut.
Merasa terganggu atas pertanyaan yang dituduhkan, korban menolak bertanggung jawab untuk menikahi sang ibu. Saat itu pulanya, pelaku yang bekerja sebagai petani naik pitam. Menggunakan parang yang sudah dipersiapkan sejak berangkat dari rumah, pelaku langsung menghajar korban bertubi-tubi.
Korban yang sudah berumur renta itu mengalami luka tusukan sebanyak 12 lubang dan tewas di tempat.
Mengetahui kejadian itu, beberapa warga dusun langsung membawa korban ke puskesmas Sungai Lilin. Sementara pelaku, Ambo Mese langsung pulang kerumah. Beberapa jam kemudian, karena merasa bersalah, korban menyerahkan diri ke Polsek Sungai Lilin Muba.
Namun, oleh Kapolsek Sungai Lilin, pelaku dilimpahkan ke Polsek Pulau Rimau, Banyuasin mengingat kejadian peristiwa pembunuhan berada di wilayah hukum Polres Banyuasin.
Dalam penyidikan yang dilakukan Polsek Pulau Rimau, turut mengamankan sebilah parang dan ganju, serta masih mengamankan Siti, ibu pelaku guna dimintai keterangan atas kejadian tersebut.
Di hadapan petugas, pelaku Ambo Mese mengakui perbuatannya. Ambo, kesal terhadap korban yang tidak mau bertanggungjawab terhadap kelakuan korban.
Padahal, dikatakan dia, jikapun korban mengaku, maka dirinya menyarankan agar korban menikah dengan ibunya.
“Aku kesal, Pak Haji tuh dak ngaku dan dak mau bertanggungjawab. Andai bae ngomong jujur, aku jugo pengen ibu tuh nikah samo dio,” ujarnya.
Apalagi, diakui Ambo, jika ibunya telah bercerita jika bersama dengan korban telah melakukan hubungan layaknya suami istri dua hari yang lalu.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom | Sumber: Sriwijaya Post
Tidak ada komentar:
Posting Komentar