KUALA SIMPANG – Dua orang nelayan Aceh Tamiang, M Nur (32) warga Desa Raja Tuha yang juga tekong Kapal Setia Budi dan anak buah kapal, Ilyas (27) warga Desa Simpang Lhee, Kecamatan Manyak Payed, Aceh Tamiang, Aceh, disambar petir di tengah laut, Sabtu (31/12) pukul 11.00 WIB.
Satu diantaranya sempat mengeluarkan darah dari dalam telinga namun tidak ada korban jiwa dalam musibah itu.
Pemilik Kapal Setia Budi, M Yusuf Maneh kepada Serambi, Minggu (1/1/2012) mengatakan, kapal miliknya pergi melaut, Senin (26/12) sudah lima hari menangkap ikan.
Pemilik Kapal Setia Budi, M Yusuf Maneh kepada Serambi, Minggu (1/1/2012) mengatakan, kapal miliknya pergi melaut, Senin (26/12) sudah lima hari menangkap ikan.
Perisitiwa naas terjadi saat kapal miliknya hendak pulang ke Raja Tua yang jarknya sekitar 15 mil laut dari daratan.
Dalam perjalanan pulang tiba-tiba petir menyambar kamar tekong. Saat itu tekong kapal M Nur dan Ilyas berada dalam kamar tersambar petir yang yang mengakibtkan muka dan mata tekong terkena serpihan seperti terbakar. Sedangkan Ilyas pendengarannya terganggu dan mengeluarkan darah dari telinganya.
Sementara dua anak buah kapal yang berada didalanm kamar mesin selamat dari “amukan” petir .
Selain itu sambaran petir tersebut juga merusak trafo, batre, rumah boat, telegram radio, satelit seperti kompas penujuk arah.
Diduga petir mengikuti arus gelombang elektromagnet satelit yang digunakan tekong sebagai penujuk arah saat kapal berada di laut.
Saat ini korban sudah berobat namuan M Nur masih merasakan matanya pedih sedangkan Ilyas belum bisa mendengar akibat sambaran petir tersebut.
Kepala Imum Mukim Raja Tuha, Ilyas, berharap pemerintah memberikan informasi kepada nelayan terkait cuaca sehingga nelayan yang berada di laut dapat mengantisipasi jika sewaktu-waktu terjadi cuaca buruk terlebih jika muncul petir agar tidak ada korban jiwa.(m nasir )
Editor: Romualdus Pius | Sumber: Serambi Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar