TANGGAPI TUNTUTAN MASYARAKAT
PADANG, Tokoh masyarakat yang tergabung dalam Tim Sebelas Nagari Guguak Malalo Kabupaten Tanah Datar menuntut aktivitas PLTA Singkarak dihentikan, karena dinilai telah merugikan warga sekitar. Tim ini mengungkapkan, dampak aktivitas PLTA Singkarak membuat debit air di kawasan persawahan mereka jadi tak teratur.
Saat ini, debit air di lahan masyarakat itu tidak menentu. Di saat kering, warga setempat mengeluhkan lahan persawahan mereka yang tidak mendapatkan air, namun di saat air naik, warga setempat malah kebanjiran. Masyarakat telah jemu dengan kondisi seperti ini, dan berharap PLTA menghentikan aktivitasnya sebelum ada kesepakatan dengan warga Guguak Malalo.
“Kami menuntut Pemprov Sumbar untuk mengaudit lingkungan PLTA Singkarak, terkait dampak negatif aktivitas PLTA Singkarak yang dirasakan masyarakat.
Selain itu, kami juga meminta Pemprov Sumbar dan Pemkab Tanah Datar untuk berlaku netral dalam menyikapi permasalahan ini,” ujar Datuak Rangkayo Endah sebagai salah seorang anggota Tim Sebelas, saat berkunjung dan berdialog dengan Gubernur Sumbar di Gubernuran, Selasa (31/1).
Datuak Rangkayo menegaskan, gubernur selaku pemimpin Sumbar juga harus bertindak tegas dan mengkaji ulang Surat keputusan Gubernur tentang pembagian kontribusi dana Pajak Air Permukaan (PAP) dan Perda Provinsi Sumbar tentang pajak air bawah tanah.
Selama ini, PLTA Singkarak belum memberikan kontribusi besar bagi masyarakat sekitarnya. Bahkan alokasi dana PAP juga terkesan tidak transparan, sehingga masyarakat dibingungkan dengan peran PLTA Singkarak bagi masyarakat sekitar.
Bupati Tanah Datar Shadiq Pasadique yang memfasilitasi Tim Sebelas itu mengaku memiliki suatu kewajiban untuk mempertemukan warga Guguak Malalo dengan gubernur, dengan harapan permasalahan tersebut cepat diselesaikan.
Menurut Shadiq, setiap kebijakan akan berdampak pada sisi negatif dan positif. Namun dampak negatif menurutnya perlu diselesaikan dengan cepat, agar permasalahan itu tidak terjadi secara berkesinambungan.
“Masyarakat merasa dirugikan, karena tidak bisa lagi mencari nafkah. Harapan saya, pertemuan dengan gubernur ini bisa mendapat sebuah solusi. Saya juga mengimbau kepada masyarakat tidak bersifat anarkis dalam menyampaikan aspirasi,” ujar Shadiq.
Sementara itu, tuntutan menghentikan pengoperasian PLTA Singkarak itu dipandang mustahil bagi PLN, karena PLTA Singkarak merupakan pembangkit terbesar andalan yang ‘menerangi’ Sumatera Barat.
“PLTA Singkarak ini di bawah koordinasi PLN Sektor Bukittinggi bersama dengan PLTA Maninjau dan Batang Agam. Namun demikian, kami dari wilayah bersama jajaran Sektor Bukittinggi menampung aspirasi masyarakat dan beberapa poin solusi hasil pertemuan itu kami sampaikan ke pusat,” kata Deputy Manager Komhad PLN Wilayah Sumbar, Ridwan kepada Haluan.
Menurutnya, saat ini jajaran pembangkit memang sedang melakukan pemeliharaan in take (cakupan sumber bahan baku) di ‘mulut’ terowongan PLTA Singkarak. Pemeliharaan dilakukan untuk memperbaiki struktur bangunan in take tersebut, karena juga mengalami kerusakan pascagempa 2009 lalu.
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno yang mefasilitasi pertemuan antara warga Tanah Datar dengan jajaran PLN Sektor Bukittinggi dan PLN Wilayah Sumbar juga mengatakan kemustahilan untuk menghentikan aktivitas PLTA Singkarak. Namun terkait dampak lingkungan yang disebabkan PLTA tersebut, Gubernur minta PLN meningkatkan program CSR-nya kepada masyarakat dan lingkungan setempat.
“Sudah sebaiknya kesejahteraan masyarakat Danau Singkarak ditingkatkan oleh PLN. Saat ini, baru Rp150 juta pertahun bantuan dari PLN yang disalurkan ke beberapa nagari di kawasan Danau Singkarak. Dalam hal kerugian masyarakat terkait dampak PLTA Singkarak, PLN harus bertanggungjawab memberikan kompensasi atau menyelesaikan persoalan tersebut dengan cara lain yang disepakati kedua belah pihak,” ujar Irwan.
Irwan juga sangat setuju atas keinginan masyarakat yang menghendaki pengauditan lingkungan terkait dampak yang ditimbulkan PLTA Singkarak kepada masyarakat sekitar. Dalam waktu dekat, Ia berjanji akan turun ke lapangan, untuk mengetahui seberapa besar dampak yang ditimbulkan PLTA Singkarak kepada masyarakat sekitar.
“Selain turun ke lapangan, saya bersama DPRD Sumbar juga akan mengkaji dan mendalami permasalahan ini, sehingga menimbulkan solusi yang tidak merugikan keduabelah pihak,” tambah Irwan. (h/wan/vid)
http://www.harianhaluan.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar