Guna mempertahankan surplus beras, pada tahun 2012 ini Sumbar menambah luas sawah sekitar 2.250 hektare.
PADANG, Kontribusi Sumatera Barat untuk memenuhi pangan nasional cukup besar. Produksi beras daerah ini jauh melebihi kebutuhan masyarakatnya. Pada tahun 2011 produksi beras Sumbar mencapai 2.295.000 ton di atas lahan 243.000 hektare, sedangkan kebutuhan masyarakat Sumbar tak lebih 600 ribu ton. Artinya, Sumbar mengalami surplus beras sekitar 1.695.000 ton.
Kepala Dinas Pertanian dan Hortikultura Sumbar, Ir. Djoni kepada Haluan, Rabu (8/2) mengatakan, produksi beras Sumbar pada tahun 2011 sekitar 4,91 ton per hektarenya. Angka tersebut mengalami kenaikan sebanyak 5,01 persen jika dibandingkan dengan hasil produksi tahun 2010.
Pada tahun 2010, jumlah produksi sekitar 2,211.248 ton dengan jumlah produksi sekitar 4,8 ton per hektarenya.
Menurut Djoni, dari luas lahan yang 243.000 hektare, luas panennya pertahun menjadi sekitar 486.000 hektare atau dua kali lipat dari luas sawah, karena petani Sumbar digenjot terus untuk bisa memproduksi hasil panen minimal sebanyak 2 kali setahun.
Bahkan, kata Djoni, pada tahun 2012 ini, Sumbar akan menambah luas sawah sekitar 2.250 ha dengan cetak sawah baru di Pesisir Selatan, Solok Selatan, Pasaman, dan daerah lainnya.
“Sedangkan luas lahan yang diahlifungsikan untuk pembangunan tak sampai 100 ha pada tiap tahunnya,” kata Djoni menampik kekhawatiran masyarakat dengan banyaknya lahan sawah yang disulap menjadi lahan perumahan atau pun industri.
Sementara itu pada kesempatan berbeda, Kepala Badan Ketahanan Pangan Sumbar, Effendi yang dihubungi Haluan mengatakan, tingkat konsumsi beras masyarakat Sumbar pada tahun 2011 sekitar 123 kg perkapita per tahunnya.
“Sedangkan konsumsi rata-rata masyarakat Indonesia atau pun rata-rata nasional sekitar 139 kg perkapita per tahun,” katanya.
Ia juga mengatakan, untuk mengurangi konsumsi beras, pemerintah telah melakukan sosialisasi pengalihan dari beras ke umbi-umbian, sayur-sayuran ataupun buah-buahan.
“Pemerintah menargetkan tingkat konsumsi beras masyarakat Indonesia menurun sekitar 1,5 persen tiap tahunnya dari jumlah perkapita per tahunnya,” paparnya lagi.
Hingga akhirnya, Sumbar diharapkan bisa meniru masyarakat Thailand dalam kapasitas konumsi beras yang hanya sekitar 60-80 perkapita per tahunnya, walaupun Thailand dan Sumbar sama-sama menjual hasil pangan daerah seperti beras.
Ditambahkan Kepala Biro Perekonomian Setdaprov Sumbar, Wardarusmen yang dihubungi Haluan, Rabu bahwa jumlah konsumsi beras masyarakat Sumbar pada tahun 2010 sekitar 590.975 ton per tahunnya.
Data yang dihimpun pemerintah dalam pendistribusian beras ke luar Sumbar, seperti Jambi, Riau atau provinsi lainnya sekitar 300.000 ton per tahunnya.
Data pendistribusian tersebut diperoleh dari pihak Dinas Perhubungan masing-masing daerah yang melakukan penimbangan truk di jembatan timbangan yang mengangkut beras ke luar provinsi.
Dari jumlah produksi beras yang mencapai 2.211.248 ton, paling hanya sekitar 800 ribuan ton beras yang digunakan langsung mesyarakat Sumbar.
“Kemana sisa beras yang lainnya itulah tidak terpantau oleh pemerintah, atau diluar jangkauan kami. Karena beras tersebut juga banyak dibawa perindivi atau pun kelompok tani ke daerah lainnya,” papar Wardarusmen yang akrab disapa Men. (h/mce)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar