PADANG, Tak terima asetnya disita petugas Satpol PP Padang, seorang tukang besi sekaligus pemasok barang bekas, Syahril (40) warga Mata Air Padang mengamuk dan membacok empat anggota Satpol PP Padang dengan menggunakan golok, Kamis (15/3). Setelah membacok petugas, tukang besi itu tampak stres ketika diamankan di Mapolres Padang.
Sementara itu, aksi nekad yang dilakukan tukang besi itu membuat Adlin Usmar (44), yang menjabat sebagai Kasi Ops Satpol PP Padang dilarikan ke Rumah Sakit Reksodiwiryo Ganting Padang setelah mengalami luka parah pada lengan bagian tangan. Sementara tiga anggota Pleton I, Alibuzar (46), Boby (36) dan Lahirman (35) hanya mengalami luka gores pada bagian jari telunjuk dan jari tengah bagian kanan.
Peristiwa yang langka terjadi ini juga sempat menggegerkan sejumlah kalangan di Kota Padang. Siang kemarin, Rumah Sakit Reksodiwiryo dipenuhi oleh anggota Satpol PP Padang, sebagai bentuk solidaritas sesama anggota. Beberapa kalangan masyarakat juga tampak berkumpul di rumah sakit itu, hanya untuk mengetahui kisah peristiwa berdarah itu. Bahkan Walikota Padang Fauzi Bahar juga datang ke rumah sakit untuk melihat kondisi para korban.
Kronologis kejadian ini juga masih simpang siur, karena keterangan petugas Satpol PP Padang jauh berbeda dengan keterangan pelaku. Jika petugas mengatakan, bahwa pelaku yang menyerang Satpol PP secara mendadak, sementara pelaku Syahril mengaku dikeroyok petugas, sehingga terpaksa melawan.
Bahkan pelaku mengaku dirinya juga sempat menjadi bulan-bulanan petugas Satpol PP Padang, ketika dirinya diangkut ke Mapolres Padang saat berada dalam mobil petugas. Kejadian itu membuat pelaku mengalami luka lecet dan lebam pada lengan bagian kiri.
Atas kejadian itu, kedua belah pihak, Satpol PP dan Syahril sama-sama melapor ke polisi. Jika Satpol PP melaporkan kasus penganiayaan berat yang dilakukan Syahril, maka Syahril melaporkan Satpol PP atas tuduhan pengeroyokan yang dilakukan petugas.
“Saya tidak senang dengan petugas Satpol PP yang main keroyok, sehingga saya terpaksa melawan untuk membela diri. Saat dalam mobil saya juga dipukul dan ditendang petugas. Apa kesalahan saya, apakah menarok barang jualan di trotoar bisa merugikan negara,” tanya Syahril emosi ketika berada di Mapolres Padang.
Saat pemeriksaan, petugas kepolisian juga sempat memegang tangan Syahril, karena pelaku itu tampak stres. Tidak hanya mengeluarkan kata-kata keras dan kotor, tapi Syahril juga sempat mengancam akan membunuh petugas kepolisian dan seorang berseragam PNS yang melintas di depannya.
Menurut Syahril, dirinya telah membangun kios baru sebagai tempat penampungan barang-barangnya. Namun banyaknya besi-besi dan barang bekas membuat Ia terpaksa mengangsur mengangkut barang tersebut ke kios baru. Namun sayang, Satpol PP mendadak datang sebelum Ia sempat mengangkut semua barangnya.
“Tidak ada bangunan saya di trotoar. Yang ada hanya pagar besi yang akan saya jual, serta beberapa barang lainnya yang saya tarok di trotoar. Itupun tidak mengganggu pejalan kaki, karena masih ada celah untuk lewat. Modal saya ini sangat besar dan saya harus bayar kredit di bank sebesar Rp14 juta perbulan,” jelas Syahril.
Menurut pengakuan kakak kandung pelaku, Yusnimarni (45), kejadian itu berawal ketika dia dan adiknya sedang menyusun barang bekas hasil penjualan hari sebelumnya. Kemudian tiba-tiba datang dua peleton aparat gabungan melakukan penertiban.
“Awalnya adik saya hanya diam, tapi setelah salah satu aparat gabungan itu mengangkat barang saya ke atas mobil, Syahril marah dan mengambil golok ke belakang, kemudian mengejar semua aparat tersebut,” kata Yusnimarni.
Hal senada diungkapkan Adlin Gusmar yang menjadi korban dalam aksi penertiban tersebut. Ia mengatakan, dirinya sudah melakukan negosiasi dengan Syahril, namun saat itu tiba-tiba Syahril berlari mengambil golok.
“Ketika melihat Syahril membawa golok, saya langsung melarikan diri, namun tersudut di jalan buntu. Syahril langsung menghujamkan goloknya ke kepala saya. Saya berusaha menahan dengan tangan kanan, lalu dia mengulanginya lagi dan untung ada anggota lain yang melihat dan mengamankannya,” ucap Adlin di ruang IGD RST Reksodiwiryo Ganting Padang.
Kasat Pol PP Kota Padang, Yadrison menjelaskan, pihaknya sudah memberikan surat peringatan dua kali terhadap masyarakat yang membangun usaha yang memakan trotoar, tapi tidak pernah digubris.
Yadrison mengakui, bahwa anggotanya memang memukul Syahril. Namun sebelum melakukan pemukulan, pelaku ini mengancam akan membunuh para petugas dan telah membacok Kasi Ops Pol PP, sehingga petugas membela diri dan melakukan perlawanan.
“Untuk antisi terulangnya kejadian ini, kami akan membawa tameng dan tongkat rotan dalam setiap operasi. Kejadian ini berlangsung cepat dan tak pernah kami duga sebelumnya,” ujar Yadrison.
Walikota Padang Fauzi Bahar yang menyempatkan datang ke rumah sakit untuk melihat korban merasa prihatin atas kejadian itu. Ia berharap kejadian itu tidak terulang lagi, dan akan menyerahkan kasus itu sepenuhnya kepada pihak kepolisian.
Terkait insiden ini, Wakapolresta Padang AKBP Wisnu Handoko mengungkapkan, pihaknya tetap memproses kedua kasus yang dilaporkan keduabelah pihak.
“Kini Syahril tengah dimintai keterangan oleh penyidik dalam kasus yang dilaporkannya, sementara anggota Pol PP juga tengah dimintai keterangan oleh penyidik,” katanya.
Ditambahkannya, pihak keluarga Syahril telah meminta kepada penyidik agar tidak menahan Syahril, karena ingin dibawa ke rumah sakit, dengan alasan kondisi Syahril kurang sehat, yang diduga akibat pemukulan petugas Satpol PP Padang. (h/wan/nas)http://www.harianhaluan.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar