TRIBUNNEWS.COM/DANY PERMANA
Aparat Kepolisian menembakan gas air mata ke arah pengunjuk rasa di kampus UKI, Salemba, Jakarta, Rabu (14/3/2012). Mahasiswa UKI kembali menggelar unjukrasa hari kedua, untuk menentang rencana pemerintah yang akan menaikan harga BBM.. Seperti hari kemarin, unjuk rasa hari ini kembali berakhir rusuh. (TRIBUNNEWS./DANY PERMANA)
JAKARTA - Berdasarkan data tahun 2011, dari 10 kasus narkoba yang ditangani pihak kepolisian, ada sebanyak 227 oknum anggota Polri terlibat dalam kasus penyalahgunaan narkoba.
Dari 227 orang anggota polisi yang terlibat kasus penyalahgunaan narkoba, paling besar jumlahnya bintara.
"Perwira menengah 14 orang, perwira pertama 18 orang, bintara 192 orang, dan PNS Polri tiga orang," ujar Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol Saud Usman Nasution di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (15/3/2012).
Saud mengatakan102 kasus yang ada pada tahun 2011, narkoba jenis sabu ternyata yang paling banyak dikonsumsi oknum kepolisian.
"Jenis narkoba yang digunakan, sabu 91 kasus, ganja 9 kasus, ekstasi dua kasus. Jumlah seluruhnya 102 kasus," ungkapnya.
Sementara pada tahun 2012, sudah ada 45 oknum anggota kepolisian yang terlibat dalam kasus penyalahgunaan narkoba. "Perwira menengah satu orang, perwira pertama lima orang, dan bintara 39 orang," jelas Saud.
Jenderal bintang dua ini menjelaskan anggota kepolisian dari golongan bintara begitu rentan mengkonsumsi narkoba karena masih belum stabil mentalnya sehingga mudah terpengaruh untuk mencoba mengkonsumsi Narkoba.
"Jadi kalau lihat di lapangan pengguna ini, pertama kita lihat dari segi mentalnya, masih labil, masih muda, mudah terpengaruh, dan ikut-ikutan," ungkapnya.
Berbeda dengan perwira yang lebih memikirkan risikonya. Apalagi yang telah mengikuti pendidikan tinggi, harus memikirkan secara panjang karena risikonya besar.
"Tapi kalau yang masih muda-muda ini, kadang-kadang masalah pribadi dilampiaskan dengan mencari narkoti untuk mencari solusi, justru bukan solusi yang didapat, tapi masalah baru bagi dia, ini yang sering terjadi," pungkasnya.
Penulis: Adi Suhendi | Editor: Willy Widianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar