TOLAK KENAIKAN HARGA BBM
PADANG, Sejumlah anak bawah umur ikut berteriak dan membawa poster di antara kerumunan massa Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Sumbar, saat berunjuk rasa menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di halaman DPRD Sumbar, Rabu (28/3). Anak-anak itu sengaja dibawa oleh orangtua mereka yang ikut berunjuk rasa.
Namun aksi yang dilakukan anak-anak itu tentu saja berbeda dengan orang dewasa, karena suara mereka baru keluar disaat orangtua mereka menginstruksikan untuk berteriak menirukan kalimat yang dilontarkan orator di depan mereka. Teriakan anak-anak itupun juga tenggelam di antara semangat orang dewasa.
Hadirnya anak-anak saat berunjukrasa menolak kenaikan BBM merupakan aksi unik yang baru. Beberapa aksi sebelumnya juga menampilkan keunikan tersendiri, seperti aksi pengunjukrasa yang berkostum petani dan ibu rumah tangga, serta beberapa aksi lainnya.
Dalam unjukrasa yang digelar kemarin, HTI Sumbar menilai, kebijakan pemerintah yang menaikan harga BBM merupakan suatu pengkhianatan, karena kebijakan itu dipandang akan menyengsarakan dan merugikan rakyat yang notabone adalah pemilik sumber daya alam itu sendiri.
Juru Bicara HTI Muhammad Ismail Yusanto mengatakan, liberilisasi yang dilakukan pemerintah hanya untuk memenuhi tuntutan pihak asing, sehingga pemerintah tega mengabaikan aspriasi mayoritas rakyatnya.
Oleh karena itu, tindakan menaikkan harga BBM dinilai sebagai tindakan penghianatan yang nyata terhadap rakyat.
Menurutnya, kebijakan menaikkan harga BBM tidak lain untuk menyukseskan liberilisasi sektor hilir (sektor niaga dan distribusi) setelah liberilisasi sektor hulu (eksplorasi dan eksplolitasi) sempurna dilakukan. Liberilisasi migas lebih besar kepada perusahaan swasta asing dan pengurangan terhadap peran negara.
“Maka dengan itu, Hizbut Tahrir Indonesia Menyatakan, menolak kenaikan harga BBM, karena merupakan tindakan penghianatan dan penzaliman terhadap rakyat, pemilik sumber daya alam itu sendiri, dan tindakan kebijakan menaikkan harga BBM sangat bertentangan dengan Syariat Islam, karena Migas dan kekayaan alam yang melimpah dalam pandangan Islam merupakan milik umum yang dikelola oleh negara sepenuhnya untuk mensejahterakan rakyat,” jelas Muhammad Ismail.
Ia menambahkan, kebijakan itu harus segera dihentikan, karena tindakan menaikkan harga BBM akan mendorong terjadinya revolusi, dan gejolak sosial, sebagaimana telah terjadi di sejumlah negara di Timur Tengah.
Turun ke Jalan
Sementara itu, beberapa unsur elemen mahasiswa yang berasal dari berbagai perguruan tinggi di Sumatera Barat akan turun ke jalan hari ini, Kamis (29/3) secara serentak dan memusatkan aksi di kantor DPRD Sumatera Barat.
Ketua BEM Unand, Efri Yunaidi mengatakan sebagian mahasiswa Unand akan turun kejalan dan mengikuti aksi demontrasi untuk menolak kenaikan BBM. Mereka akan bergabung dengan rekan yang lain di lapangan.
Ia juga mengatakan jumlah mahasiswa yang akan turun aksi ke jalan tidak dapat diprediksi karena setiap menit bisa saja jumlahnya bertambah maupun berkurang.
“Sampai saat ini BEM Unand masih melakukan koordinasi dengan elemen mahasiswa yang lain dan melakukan penggalangan mahasiswa di kampus-kampus agar turut serta turun aksi ke jalan,” kata Efri kepada Haluan, Rabu (28/3).
“Untuk aksi ini, beberapa elemen masyarakat dan mahasiswa akan bergabung dan memusatkan konsentrasinya di DPRD Sumbar,”katanya.
Wakil Presiden BEM UNP, Nur Novriyanti mengatakan beberapa BEM fakultas di UNP dipastikan akan turun ke jalan untuk mendukung aksi penolakan kenaikan harga BBM. “Dipastikan beberapa BEM fakultas di UNP akan turun seperti BEM Fakultas Ekonomi, Ilmu Sosial, dan Teknik,” katanya. (h/wan/amr/ang)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar