TOLAK KENAIKAN BBM
PADANG, Mahasiswa kembali menggelar aksi unjuk rasa menolak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) di persimpangan Bagindo Azis Chan, Rabu (21/3).
Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Lembaga Advokasi Mahasiswa dan Pengkajian Masyarakat (LAM & PK) sempat melakukan berbagai aksi teatrikal yang didukung dengan busana, dan perlengkapan masyarakat kecil seperti perlengkapan petani dan ibu rumah tangga dengan tema penderitaan rakyat atas kenaikan BBM.
Aksi yang dilakukan di jalan umum pada sore hari dan di saat lalu lintas padat membuat petugas kepolisian sedikit bekerja keras untuk melancarkan arus lalu lintas. Apalagi sebagian masyarakat yang melintas tampak tertarik dengan aksi yang dilakukan mahasiswa, dan ada yang memilih berhenti untuk menyaksikan pertunjukan tersebut.
Koordinator Aksi Reza Fauziah mengatakan, kenaikan harga BBM akan meningkatkan beban hidup masyarakat menengah ke bawah, karena secara otomatis akan berdampak pada kenaikan harga barang, tarif transportasi dan sebagainya.
Ia menyimpulkan, kenaikan BBM hanya akan menyengsarakan rakyat dan bukan jalan terakhir yang harus ditempuh untuk menyelamatkan keuangan negara. Menurutnya, peningkatan penerimaan dari sektor pertambangan, pertanian, kelautan dan yang lainnya masih bisa dimaksimalkan untuk menyelamatkan keuangan negara.
Selain itu, pemangkasan anggaran pemerintah yang bersifat pemborosan dalam pembangunan fasilitas mewah serta pemberlakuan pajak pertambahan nilai bagi minyak, dan gas yang mencapai Rp60 triliun, juga dipandang bisa menyelamatkan keuangan negara.
“Kebijakan pemerintah menaikan BBM telah nyata melanggar konstitusi pasal 33 ayat 3 UUD 1945, yang menyatakan bahwa bumi, air, udara dan segala yang terkandung di dalamnya dikuasi oleh negara, untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat,” ujar Reza.
Reza menambahkan, menaikan BBM berarti pemerintah telah membawa Indonesia dalam praktek liberalisme yang bertentangan dengan dasar-dasar negara, Pancasila.(h/wan)
http://www.harianhaluan.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar