AGAM,
Kekerasan bukan hanya milik para preman di jalanan, tetapi telah masuk ke tingkat pelajar. Kekerasan pun berakhir di ujung maut.
Itulah yang dialami Sudirman, (16), siswa kelas IX SMP Negeri 03, Kapau Tilatang Kamang, Agam, akhirnya meninggal dunia di Rumah Sakit Yarsi Ibnu Sina Bukittinggi, Kamis (1/3) pagi. Sudirman mengalami luka parah di bagian kepala akibat benturan keras ke dinding sekolah yang menimbulkan perdarahan hebat oleh teman sekolahnya berinisial “Agm” yang juga kelas IX tapi berbeda kelas.
Meninggalnya anak jolong gadang yang beralamat di Jorong Tigo Kampuang Mato Aia Gadut membuat masyarakat Tilatang, Kamang, buncah.
“Ini harus diusut polisi. Masa perkelahian pelajar di sekolah sampai menghilangkan nyawa,” kata seorang warga Tilatang Kamang. “Tak dibenarkan kekerasan seperti itu.”
Perkelahian dua pelajar ini berawal dari masalah sepele, yakni karena salah paham membaca Short Massage Service (SMS) antara pelaku dengan korban. Perkelahian terjadi dalam pengawasan guru di lingkungan sekolah Rabu (29/2) sekitar pukul 08.15 WIB lalu.
Teman sekelas korban M Fadly, mengatakan, kejadian bermula karena salah paham antara korban dengan pelaku penganiayaan berinisial “Agm”.
Pada hari Selasa terjadi kontak SMS antara pelaku “Agm” dengan korban. Isinya antara lain pelaku “Agm” meminta korban untuk melihatnya di rumah sakit karena kecelakaan, kemudian SMS tersebut dibalas korban dengan nada gurauan: ‘Baa kok ndak mati se sakali,’” kata Fadly kepada Haluan.
Menanggapi SMS tersebut, pelaku AGM kurang senang terhadap korban. Pada keesokan harinya Rabu, saat dilaksanakan berbaris (apel pagi-red) sebelum memasuki ruangan belajar, pelaku menanyakan maksud kenapa korban mengirim SMS seperti itu. Awalnya terjadi dorong-dorongan antara pelaku dengan korban, setelah korban lengah, tanpa ba-bi-bu, pelaku langsung menendang korban di bagian belakang kepala korban. Sontak saja korban terjatuh dekat sudut teras pekarangan sekolah. Tak puas, “Agm” pun mengulangi tindakannya dengan menginjak dengan keras, bagian muka dan kepala korban beberapa kali. “Saya melihat injakan “Agm” itu di kepala korban tiga kali,” jelas Fadly.
Karena berdarah-darah, barulah guru melerai dan langsung merujuk siswanya yang bernama Sudirman ke Puskesmas Kapau untuk diobati.
Informasi lain dari teman korban bernama Agung dan Salmon, setelah diberikan penanganan dini akhirnya korban pun dirujuk ke RSAM Bukittinggi. Selajutnya dibawa keluarga ke RS Yarsi Ibnu Sina Bukittinggi.
Malang tak dapat ditolak, mujurpun tak dapat diraih, Sudirman pun menghembuskan nafas terakhirnya di RS Yarsi Belakang Balok, Kamis (1/3) pagi kemaren.
Teman-teman korban lainya menceritakan, saat ini pelaku “Agm” sementara sudah duluan disuruh gurunya pulang ke Lubuk Basung dan dibelikan tiket. Sementara alamat korban selama ini, bertempat tinggal di Inkorba Bukittinggi dengan nenek dan saudaranya yang lain.
Dan sampai saat ini keberadaan pelaku penganiayaan “Agm” belum diketahui pasti dan jenazah korban telah dikebumikan Kamis siang di pemakaman keluarga dengan iringan isak tangis melepas Sudirman untuk selama-lamanya
Sekretaris Dinas Pendidikan Edi Osman ketika dimintai sikapnya terhadap kepala sekolah dan guru-guru SMP Negeri 03 Kapau itu, tidak memberikan komentar apa-apa.
“Maaf ya saya sedang di rumah duka,” kata Edi Osman di balik gagang teleponnya. (h/jon/mg1)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar