Kesadaran masyarakat terhadap lingkungan mulai meningkat. Tidak terima dengan maraknya kegiatan penambangan pasir, batu dan kerikil di Batang Anai, masyarakat setempat menghentikan paksa kegiatan tersebut.
Ratusan warga Kenagarian Lubukalung melakukan sweeping alat berat eskavator yang beraktivitas di sepanjang aliran Batang Anai. Warga berang karena permohonan penghentian aktivitas tambang itu ke Pemkab, tak kunjung direalisasikan.
Warga menilai, penertiban Pol PP ke lapangan terkesan akal-akal petugas dengan penambang. Padahal, infrastruktur jalan, jembatan dan daerah aliran sungai (DAS) telah rusak.
“Ini aksi damai, sekaligus peringatan pertama dan terakhir dari kami. Jika tetap beraktivitas, kami tak bertanggung jawab jika terjadi hal yang tidak diinginkan,” ujar korlap aksi, Reza.
Wali Nagari Lubukalung, Harry Subrata dan Wali Nagari Sikabu, Hidayat serta Muspika mendampingi langsung aksi damai tersebut. Camat Lubukalung, Azmi Nur berjanji merealisasikan tuntutan warga. Yakni, menghentikan galian C dengan alat berat dan memberi portal jalan untuk menertibkan truk masuk ke lokasi.
Warga memulai aksi sekitar pukul 10.00, dengan menyisir aliran Batang Anai. Praktik penambangan ilegal tersebut telah merusak lingkungan. Bahkan, penambangan ilegal tersebut telah mengancam keamanan jembatan yang menghubungkan Korong Jambak Lubukalung dan Korong Kayugadang.
Sebelumnya, Pol PP Padangpariaman menemukan lima titik lokasi penambangan galian C di lokasi tersebut. Warga juga menghentikan kegiatan operasional beberapa lokasi tambang galian C, dengan menghentikan kendaraan yang mengangkut material pasir dan kerikil. Aksi warga ini mendapat pengawalan ketat dari jajaran Pol PP dan anggota Polres Padangpariaman.
Penyisiran dilakukan warga dari Korong Kayugadang hingga ke Korong Gantiang Koto Buruak, Kanagarian Lubukalung.
Kepala Satpol PP Padangpariaman, Amiruddin menyebutkan, aksi penyisiran warga bertujuan untuk menertibkan aksi penambangan. Hujan lebat sepanjang hari kemarin, membuat Batang Anai meluap dan menghanyutkan satu unit truk roda gandeng tiper warna merah.
“Truk tak bisa diselamatkan dan terseret arus sampai ratusan meter,” ujar Win, warga Lubukalung. (*)
[ Red/Redaksi_ILS ] http://padangekspres.co.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar