Grand Prix Formula 1 di Bahrain terancam batal digelar. Aksi penolakan aktivis antipemerintah membuat situasi politik negara tersebut kembali menjadi sorotan.
Balapan di Sirkuit Sakhir rencananya akan dilangsungkan pada 22 April 2012. Namun, FIA selaku badan otoritas F1 belum memastikan apakah seri ke-4 musim ini dilaksanakan sesuai jadwal.
Hingga saat ini, FIA masih melakukan pengawasan serta evaluasi perkembangan situasi politik dan kemananan di Bahrain. Sebab, gelombang protes lebih besar dikhawatirkan pecah ketika balapan sedang berlangsung.
Wajar saja jika seluruh tim sudah melakukan antisipasi. Dikutip dari BBC Sport, The TimesLondon melaporkan, ratusan insinyur, mekanik dan staf pendukung lainnya dibekali dua tiket pulang tepat pada tanggal balapan.
Yang pertama adalah tiket ke Spanyol, tempat GP berikutnya digelar. Sedangkan satu tiket lagi untuk pulang ke kota asal masing-masing, jika GP Bahrain dibatalkan.
Melihat kondisi tersebut, mantan juara dunia, Damon Hill menyarankan agar FIA meninjau kembali rencana menggelar GP Bahrain. Meski sempat mendukung setelah melakukan kunjungan langsung ke negara Timur Tengah itu, Hill kini mengubah pendapatnya.
“Akan menjadi urusan yang buruk bagi F1, jika menyaksikan undang-undang keadaan darurat diterapkan demi penyelenggaraan balapan,” ujar pria berkebangsaan Inggris itu.
Musim 2011, Bahrain dicoret dari kalender penyelenggaraan F1 lantaran gejolak politik yang melanda sejumlah negara Timur Tengah. (one)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar