Yogyakarta - Pemain dari kompetisi ISL masih belum ada yang memenuhi panggilan timnas Indonesia. Direktur Operasional timnas, Ferry Kodrat, mengaku akan tetap menunggu mereka demi proses rekonsiliasi yang sedang diupayakan.
Sebanyak 12 pemain dari ISL mendapatkan panggilan untuk menjalani pemusatan latihan sebagai persiapan untuk mengikuti turnamen di Al-Nakbah International Tournament, yang akan digelar di Palestina pertengahan bulan depan.
Namun demikian, semua pemain yang berkompetisi di ISL belum ada yang memenuhi panggilan pemusatan latihan yang digelar di Yogyakarta mulai Selasa (17/4/2012).
"Kami berharap pemain ISL dapat bergabung. Kami masih menunggu mereka kok. Sebab ini suatu proses rekonsiliasi yang harus dilakukan," jelas Ferry saat ditemui di GOR UNY.
"Kami tidak memberi deadline, saya sudah tahu datangnya kapan tapi saya belum mau mengungkap karena masih bersifat internal. Ditambah lagi kalau diungkapkan bisa jadi mereka malah mengurungkan niat untuk memperkuat timnas."
"Event di Palestina ini diharapkan menjadi momen titik balik sepakbola nasional, apalagi kalau kita sama-sama bergandengan tangan untuk tim merah putih di event internasional," tegasnya.
Sebelumnya, Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI) meminta PSSI untuk memastikan legalitas pemanggilan pemain-pemain ISL. Meski sudah dibolehkan, APPI menanyakan perihal maksud dan tujuan keputusan PSSI tersebut. Sebab, sebelumnya FIFA telah melarang pemain "the breakaway league" untuk memperkuat timnas negaranya.
"Bahwa kami dari APPI menanyakan tentang pernyataan FIFA yang tidak membolehkan pemain ISL bermain di timnas, tetapi kini sebaliknya. Ini kabar baik. Cuma kami harus memastikan surat dari FIFA itu dulu. Kami minta PSSI memberikan bukti-bukti legalitas pemanggilan pemain ISL. Jangan sampai nanti, jika pemain bermain ternyata, ada pelarangan," ujar CEO APPI Vallentino Simanjuntak.
PSSI sendiri mengaku akan memenuhi permintaan APPI tersebut.
( roz / krs )
http://sport.detik.com
Sebanyak 12 pemain dari ISL mendapatkan panggilan untuk menjalani pemusatan latihan sebagai persiapan untuk mengikuti turnamen di Al-Nakbah International Tournament, yang akan digelar di Palestina pertengahan bulan depan.
Namun demikian, semua pemain yang berkompetisi di ISL belum ada yang memenuhi panggilan pemusatan latihan yang digelar di Yogyakarta mulai Selasa (17/4/2012).
"Kami berharap pemain ISL dapat bergabung. Kami masih menunggu mereka kok. Sebab ini suatu proses rekonsiliasi yang harus dilakukan," jelas Ferry saat ditemui di GOR UNY.
"Kami tidak memberi deadline, saya sudah tahu datangnya kapan tapi saya belum mau mengungkap karena masih bersifat internal. Ditambah lagi kalau diungkapkan bisa jadi mereka malah mengurungkan niat untuk memperkuat timnas."
"Event di Palestina ini diharapkan menjadi momen titik balik sepakbola nasional, apalagi kalau kita sama-sama bergandengan tangan untuk tim merah putih di event internasional," tegasnya.
Sebelumnya, Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI) meminta PSSI untuk memastikan legalitas pemanggilan pemain-pemain ISL. Meski sudah dibolehkan, APPI menanyakan perihal maksud dan tujuan keputusan PSSI tersebut. Sebab, sebelumnya FIFA telah melarang pemain "the breakaway league" untuk memperkuat timnas negaranya.
"Bahwa kami dari APPI menanyakan tentang pernyataan FIFA yang tidak membolehkan pemain ISL bermain di timnas, tetapi kini sebaliknya. Ini kabar baik. Cuma kami harus memastikan surat dari FIFA itu dulu. Kami minta PSSI memberikan bukti-bukti legalitas pemanggilan pemain ISL. Jangan sampai nanti, jika pemain bermain ternyata, ada pelarangan," ujar CEO APPI Vallentino Simanjuntak.
PSSI sendiri mengaku akan memenuhi permintaan APPI tersebut.
( roz / krs )
http://sport.detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar