FOTO:Getty Images/Jamie McDonald
Oslo - Masih ingat Tom Henning Ovrebo? Ya, wasit asal Norwegia ini adalah pemimpin laga Chelsea versus Barcelona di Liga Champions 2008/2009. Ovrebo mengakui ada beberapa keputusannya yang salah dalam laga tersebut.
Ovrebo jadi pusat perhatian saat Chelsea bermain imbang 1-1 dengan Barca di leg kedua semifinal Liga Champions, tiga tahun silam. Hasil imbang itu membuat The Blues tersingkir karena aturan gol tandang.
Yang membuat Chelsea murka adalah sejumlah keputusan kontroversial dari Ovrevo dalam laga di Stamford Bridge itu. Tercatat ada lebih dari satu klaim penalti kubu tuan rumah yang tak dikabulkan oleh pria berkepala pelontos itu.
Ovrebo menggelengkan kepala saat pemain-pemain Chelsea meminta penalti karena Didier Drogba dan Florent Malouda dilanggar di area terlarang. Pun demikian saat Samuel Eto'o dan Gerard Pique melakukanhandball.
Gara-gara keputusan kontroversialnya, Ovrebo diburu sejumlah pemain Chelsea seperti Drogba, Michael Ballack, dan Jose Bosingwa seusai pertandingan. Mereka marah besar dan merasa kemenangan timnya "dirampok" Ovrebo.
Setelah laga tersebut, Ovrebo jadi sasaran teror fans Chelsea. Pria yang sudah pensiun dari perwasitan internasional ini masih sering menerima berbagai ancaman pembunuhan.
"Saya masih menerima ancaman pembunuhan, tapi ancaman-ancaman itu langsung masuk ke tong sampah. Saya tak menganggap itu serius meski kadang-kadang saya penasaran siapa yang mengirimnya," ungkap Ovrebo kepada The Times.
"Kemarin saya menerima email dari fan Chelsea dan dia bilang ingin membunuh saya dan keluarga saya," tambahnya.
Ovrebo mengakui, dirinya memang membuat sejumlah kesalahan dalam laga kontroversial di Stamford Bridge. Namun, menurutnya, itu adalah bagian dari pertandingan.
"Semua orang yang tahu peraturan pertandingan tahu bahwa saya harusnya memutuskan hal-hal dengan berbeda, tapi begitulah kehidupan wasit," ujarnya.
"Di lapangan saya melakukan yang terbaik. Saya tak harus meminta maaf karena kesalahan adalah bagian dari pertandingan," tutup pria 45 tahun ini.
( mfi / a2s )
http://sport.detik.com Ovrebo jadi pusat perhatian saat Chelsea bermain imbang 1-1 dengan Barca di leg kedua semifinal Liga Champions, tiga tahun silam. Hasil imbang itu membuat The Blues tersingkir karena aturan gol tandang.
Yang membuat Chelsea murka adalah sejumlah keputusan kontroversial dari Ovrevo dalam laga di Stamford Bridge itu. Tercatat ada lebih dari satu klaim penalti kubu tuan rumah yang tak dikabulkan oleh pria berkepala pelontos itu.
Ovrebo menggelengkan kepala saat pemain-pemain Chelsea meminta penalti karena Didier Drogba dan Florent Malouda dilanggar di area terlarang. Pun demikian saat Samuel Eto'o dan Gerard Pique melakukanhandball.
Gara-gara keputusan kontroversialnya, Ovrebo diburu sejumlah pemain Chelsea seperti Drogba, Michael Ballack, dan Jose Bosingwa seusai pertandingan. Mereka marah besar dan merasa kemenangan timnya "dirampok" Ovrebo.
Setelah laga tersebut, Ovrebo jadi sasaran teror fans Chelsea. Pria yang sudah pensiun dari perwasitan internasional ini masih sering menerima berbagai ancaman pembunuhan.
"Saya masih menerima ancaman pembunuhan, tapi ancaman-ancaman itu langsung masuk ke tong sampah. Saya tak menganggap itu serius meski kadang-kadang saya penasaran siapa yang mengirimnya," ungkap Ovrebo kepada The Times.
"Kemarin saya menerima email dari fan Chelsea dan dia bilang ingin membunuh saya dan keluarga saya," tambahnya.
Ovrebo mengakui, dirinya memang membuat sejumlah kesalahan dalam laga kontroversial di Stamford Bridge. Namun, menurutnya, itu adalah bagian dari pertandingan.
"Semua orang yang tahu peraturan pertandingan tahu bahwa saya harusnya memutuskan hal-hal dengan berbeda, tapi begitulah kehidupan wasit," ujarnya.
"Di lapangan saya melakukan yang terbaik. Saya tak harus meminta maaf karena kesalahan adalah bagian dari pertandingan," tutup pria 45 tahun ini.
( mfi / a2s )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar