Bocah Muslim Jerman. Ilustrasi
Sebuah konferensi yang bertujuan menyatukan Muslim di Jerman mengutuk praktik pernikahan paksa. Tak hanya itu forum tersebut juga menyuarakan keprihatinan atas langkah perekrutan oleh kelompok Islam yang dianggap konservatif dan radikal.
Menteri Dalam Negeri Jerman, Hans Peter Friedrich, mengatakan di depan forum bahwa kelompok ekstrimis tak punya tempat di Jerman. Terlebih setelah langkah baru mereka mendistribusikan salinan al Quran berbahasa Jerman ke rumah-rumah penduduk.
“Kita semua setuju ekstrimis Salafi tak akan diterima dan tak akan bebas bekerja di Jerman, seperti yang masyarakat Jerman miliki,” Ujar Friedrich seperti dilansir AFP, Jumat (20/4).
Kampanye Salafi yang dikenal dengan “The True Religion” bulan ini membagi-bagikan al Quran di jalan-jalan di Jerman, Austria, dan Swiss serta melalui website. Hal tersebut kontan menggemparkan bagi sebagian besar masyarakat dan pemerintah Jerman.
Dinas intelejen Jerman memperkirakan ada sekitar 2.500 Salafi yang mendukung Islam Sunni di Jerman. Dinas intelejen mengatakan bahwa pemimpin kelompok tersebut, Ibrahim Abu Nagie, telah melakukan kampanye Salafisme di Jerman melalui website yang terhubung dengan Islamis radikal.
Selain membahas kampanye Salafi di Jerman, forum tersebut juga membahas mengenai kekerasan dalam rumah tangga dan perkawinan paksa. Lebih dari 3000 wanita dan gadis di Jerman, kebanyakan dari keluarga Muslim, diancam dengan kawin paksa. Kejadian tersebut sudah berlangsung sejak 2008.
Pada tahun 2010, Jerman akhirnya mengeluarkan undang-undang mengenai pelarangan kawin paksa. Pemaksaan pernikahan masuk menjadi sebuah tindak kriminal dengan ancaman kurungan lima tahun penjara. Undang-undang tersebut juga melindungi korban yang ingin melakukan perjalanan ke luar negeri hingga mereka kembali ke Jerman.
Forum yang berdiri sejak 2006 ini diikuti oleh perwakilan dari pejabat federal, perwakilan pemerintah dan Negara bagian, serta kelompok-kelompok Islam yang memenuhi hampir setengah masjid di Jerman.
Redaktur: Didi Purwadi
Reporter: Gita Amanda
Sumber: alarabiya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar