Umumnya pantai berpasir. Namun lain di Pasir Ganting hingga Ujung Tanjung, Kecamatan Pancung Soal, Pesisir Selatan. Pantainya justru bukan berpasir tetapi bertebar batu cincin. Bermacam jenis batu bertebaran di sana. Misalnya limau manih, tapak jalak, badar, kacubuang, mantiko karambia dan lain-lain.
Pasir Ganting dan Ujung Tanjung berjarak cukup jauh dari pusat peradaban Inderapura. Sekitar 35 km. Untuk ke Pasir Ganting masih bisa dijangkau dengan kendaraan roda empat. Namun untuk ke Ujung Tanjung, hanya bisa ditempuh dengan kendaraan roda dua atau dengan cara berjalan kaki.
Batu cincin yang tersohor di Pesisir Selatan selama ini memang berasal dari kedua daerah ini. Bagi penggemar batu cincin, maka tidak salah kiranya untuk datang ke dua lokasi dimaksud. Dijamin anda tidak bakal kecewa. Tapi untuk sampai ke sana kendala yang dihadapi adalah buruknya infrastruktur.
Pengunjung setiba di moncong Kampung Pasir Ganting, menikung ke kanan. Dua ratus meter setelah itu menikung pula ke kiri. Terus ikuti jalan rabat beton dan melewati jembatan gantung yang melintasi muara. Di ujung jembatan, akan ditemukan pantai Pasir Ganting yang menakjubkan itu. Hamparan batu cincin menyambut pengunjung di sana.
Ukuran batu yang terhampar di sana cukup beragam. Mulai dari sebesar kacang tanah hingga sebesar batu gilingan cabai. Ditimpa matahari, kawasan pantai itu sungguh menakjubkan. Batu-batu limau manih dan ginyang dibuatnya berkilauan. Batu cincin itu terhampar bak intan berlian.
Pasir Ganting, meski tergolong kampung tertinggal dan jauh dari hiruk pikuk keramaian kota, rupanya dikaruniai pantai menakjubkan. Hanya saja, keberadaan pantai bertabur batu cincin itu belum mampu memberikan manfaat besar bagi warga sekitar. Sekiranya, potensi itu digarap, tidak mustahil Pasir Ganting menjadi tujuan penikmat batu cincin dari berbagai daerah di Sumbar.
“Hanya sesekali, pengunjung datang ke pantai ini. Itupun biasanya mereka yang ikut rombongan kunjungan pejabat. Biasanya mereka yang datang ke sini tanpa disengaja, akan takjub melihat pantai Pasir Ganting,” ungkap Tek Minas yang tinggal tepat di ujung jembatan gantung Pasir Ganting, Jumat (4/5).
Disebutkannya, pengunjung biasanya akan membawa pulang oleh-oleh berupa batu cincin dengan berbagai warna. Dipungut di pinggir pantai dan dikantongi seperlunya. Mereka bahkan rela menyisakan waktu berjam-jam menyisiri pantai sambil menekur mencari batu yang sesuai dengan selera.
Terkait pantai bertabur manik-manik itu, hingga kini belum ada yang memberikan alasan munculnya batu-batu indah itu. Hanya saja, Kepala Dinas PU Pessel Pri Nurdin memperkirakan, batu-batu indah yang terhampar di Pasir Ganting dan Ujung Tanjung itu berasal dari pecahan batu yang ada dari dalam laut di kawasan itu. Ini menurutnya berlangsung akibat proses pengikisan alami bebatuan dalam laut.
“Bebatuan itu setelah mengalami pelapukan dan pecah didorong air laut ke pinggir pantai. Artinya, di lautan depan kawasan itu, jenis bebatuannya adalah batu berwarna,” kata Pri Nurdin.
Namun bagi Anda yang enggan menempuh perjalanan yang jauh ke pelosok, namun ingin memperoleh batu permata untuk cincin, maka alternatif lain adalah tukang cincin yang banyak tersebar di Pesisir Selatan.
Pengguna jalan nasional, bisa singgah di Gedung Dekranasda Painan. Di sana batu cincin tersedia dan telah di asah menjadi permata. Selanjutnya di pasar Painan juga dapat Anda temukan pada tukang cincin. Dan yang paling banyak adalah di pinggir jalan Linggo Sari Baganti hingga ke Tapan. (Laporan Haridman Kambang)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar