Iko Uwais dalam salah satu adegan di film The Raid
Film Indonesia yang mengusung genre aksi The Raid (Serbuan Maut) diputar serentak seluruh bioskop di Inggris mulai Jumat malam yang diserbu oleh para penonton.
"Tentu saja sangat membanggakan, melihat tanggapan dan opini yang sangat positif dari media masa di Inggris," ujar pengamat film Berry Natalegawa yang lama menetap di London, kepada ANTARA London, Minggu.
Diakuinya film ini keras tetapi memang jalan ceritanya demikian. Penonton sangat kagum dengan kemampuan silatnya, termasuk saya sendiri ujar suami Zulinda Tando Natalegawa, yang ikut dalam antrean untuk dapat menyaksikan primier di Lencester Square, London.
Film The Raid yang diiklankan di televisi dan di stasiun bawah tanah di London berhasil menarik perhatian masyarakat Inggris.
Bahkan dalam resensinya di Koran Metro, film The Raid menuliskan menawarkan kekerasan terengah-engah dan lantai ke langit-langit darah kental, daya tarik film dengan anggaran rendah, otentik seni bela Indonesia berhasil menarik perhatian.
Bercerita tentang seorang polisi muda muda (Iko Uwais) bangun, berdoa, penuh kasih menepuk selamat tinggal istrinya yang sedang hamil dan bergabung dalam penyerangan sebuah blok menara Jakarta diperintah oleh seorang gembong narkotika membunuh.
Berikut ini adalah seperti klimaks 'pertempuran besar' dari sekitar sepuluh film lainnya dijadikan satu festival besar bertingkat melawan. Jika anda seorang penikmat tindakan, berpikir Ong Bak memenuhi Distrik 13.
Dengan embel-embel seperti plot, motivasi dan karakter dikirim dalam lima menit pertama dan naskah sebagian besar terdiri dari 'Hnrghgrh!! ", Kisah yang paling menarik di sini terletak dari layar. Raid mungkin terlihat seperti potongan terbaru 'Ekstrim Asia', namun itu dibuat oleh sutradara berdarah Wales yang berusia 32-tahun .
Tumbuh di Mid Glamorgan, Gareth Huw Evans bermimpi menjadi Jackie Chan. Sedangkan di Indonesia membuat film dokumenter tentang seni bela diri pencak silat, potensi Uwais (kemudian sopir truk muda) dan dipersiapkan baginya untuk menjadi bintang.
Sutradara dengan semangat dan jaminan, Raid ini dikemas dengan 'bagaimana mereka melakukan itu? "Tembakan, pertumpahan darah tanpa henti, perkelahian sekian cekatan koreografer dan pisau lebih dari laci peralatan makan seorang panglima perang itu.
Film The Raid berhasil memikat hati para dewan juri sejumlah festival film. Seperti dalam Toronto International Film Festival ke-36, baru-baru ini. Film yang mengangkat seni bela diri khas Indonesia, pencak silat, itu meraih The Cadillac People's Choice Award untuk kategori Midnight Madness.
Selain itu, dalam Jameson Dublin International Film Festival 2012, The Raid berhasil menyabet The Best Film sekaligus Audience Award. Sementara dalam Festival Film Sundance 2012, film yang mengusung seni bela diri tradisional Indonesia ini menjadi salah satu karya yang paling disukai panitia Sundance.
Tak ketinggalan IMDB yang memasukkan film The Raid dalam 50 film laga sepanjang masa. The Raid berada di urutan 45 dengan rating 8.0, sejajar dengan Star Trek, The Adventure of Robinhood, Avatar, dan Pirates of the Caribbean: The Curse of the Black Pearl.
Sumber: antara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar