Mahasiswa UNP yang hilang di Gunung Talamau ditemukan dalam kondisi tubuh yang lemas dan setengah sadar di aliran sungai oleh seorang petani. Mahasiswa tersebut mendaki gunung bukan tugas kuliah.
Setelah melakukan pencarian, tim SAR yang dipimpin Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pasaman Barat, Senin (11/6) sekitar pukul 10.00 WIB menemukan Habri Prasetya (bukan Hardi Prasetyo seperti tertulis sebelumnya), seorang mahasiswa Geografi UNP yang hilang saat melakukan pendakian Gunung Talamau sejak Jumat (8/6) lalu.
Hardi ditemukan oleh Sukirman (48), salah seorang petani yang tengah berladang, dalam kondisi lemas dan setengah sadar. Hardi ditermukan di aliran Sungai Banja Laweh, Jorong Pinaga Nagari Aua Kuning, Kecamatan Pasaman Pasbar, Senin (11/6) sekitar pukul 10.30 WIB.
“Dia ditemukan dalam kondisi lemas di tepi Sungai Batang Rumbio. Tampaknya korban berupaya menyisiri aliran sungai dengan kondisi fisik yang lemah, sehingga ditemukan salah seorang peladang,” ujar Kepala BPBD Pasbar Asgiarman didampingi Wadan Afrizal kepada Haluan kemarin.
Setelah ditemukan, tim Pemadam BPBD Pasbar, bersama-sama dengan Tagana, relawan PMI, polisi dan warga langsung memberikan pertolongan dan memberikan minuman seadanya. Lalu Habri ditandu menuruni gunung, untuk dibawa ke RSUD Jambak.
Siang kemarin, Bupati Pasbar H Baharuddin R, didampingi Kepala BPBD Asgiarman, Kadis Sosial Afliman Afni, Kabag Humas Yulison, langsung membezuk korban ke RSUD Jambak Pasbar. Bahar langsung mengintruksikan Direktur RSUD untuk merawat korban sampai pulih, dan seluruh biayanya ditanggung Pemkab Pasbar.
“Korban susah untuk diajak berdialog karena kondisinya lemah sekali. Tangan dan kakinya dipenuhi luka gores, karena korban diduga berupaya menyelamatkan diri dengan cara menyisiri sungai. Tapi karena kondisi badannya lemah, korban terjatuh. Kondisinya antara sadar dan tidak,” tegas Afrizal lagi.
Berdasarkan pengakuan Dandi Harianto, salah seorang rekan korban, mereka bertiga yakni Dandi, Hardi, dan Ali Padri, melakukan pendakian sejak Jumat lalu.
Di hadapan Bupati H. Baharuddin, Dandi mengaku mendaki gunung Talamau bertiga dalam rangka liburan sekaligus untuk menyalurkan hobi.
“Memang tidak ada tugas dari kampus. Hanya menyalurkan hobi mumpung hari libur Pak. Dan rencananya Senin sudah kembali ke Padang untuk kuliah lagi,” ujar Dandi.
Disebutkan, mereka bertiga mendaki memang tidak berniat sampai ke puncak. Tetapi hanya menjadwalkan tiga hari saja.
Ikhwal hilangnya Harbi, sebut Dandi, saat mencari air untuk ke Telaga Gunung Talamau. “Kami memang beda pendapat. Saya berdua tidak sanggup mendaki lagi karena stamina sudah lelah. Selain itu cuaca juga kurang baik. Tapi Hardi masih bersikukuh ingin naik ke telaga mengambil air. Tak bisa dilarang Hardi tetap juga naik mengambil air di telaga. Namun setelah kami tunggu dua jam, Hardi tak kunjung kembali,” katanya.
“Karena Hardi tak kunjung kembali, sementara stamina kami sudah tak kuat, maka kami berdua memutuskan untuk turun. Lalu kami melaporkan kejadian itu ke tim SAR dan BPBD Pasbar. Kejadian itu dilaporkan Minggu (10/6) sekitar pukul 10.00 WIB,” kata Dandi menceritakan kronologis kejadian di hadapan Bupati Pasbar H. Baharudin.
8 Titik Disisir
Tim SAR yang dibantu oleh beberapa organisasi Mapala, Sispala, KPA dan masyarakat memulai pencarian pada Senin sekitar pukul 04.00 WIB dengan menyisir 8 titik jalur pendakian.
“Korban berhasil ditemukan pukul 10.15 WIB di pondok milik masyarakat di pinggir sungai dekat Pos II Rimbo Cangko dengan koordinat 00o 05, 760 BB dan 099o 57, 500 BT dalam kondisi terkulai lemah akibat kelelahan dan kelaparan,” kata Asgiarman
Korban yang sebelumnya dilaporkan hilang di sekitar Bumi Sarasah (1860 Mdpl) mencoba mengikuti aliran sungai untuk turun. “Korban yang telah kehilangan arah, mencoba mengambil inisiatif untuk menelusuri sungai untuk turun dari gunung dan mencari pemukiman masyarakat. Diperkirakan jarak korban ditemukan dengan lokasi awal 4-5 Km,” katanya.
Bantah Pergi Penelitian
Sementara itu Ketua jurusan Geografi Universitas Negeri Padang (UNP), Dra. Yurni Suastri M.Si membantah pernyataan SAR yang mengatakan 3 mahasiswa Geografi UNP tersebut pergi mendaki gunung tersebut untuk penelitian ilmiah dari kampus.
“Jika mereka pergi untuk melakukan penelitian Ilmiah dan menyelesaikan mata kuliah, itu tidak benar karena tidak ada Jurusan mengeluarkan izin untuk kegiatan itu,” katanya.
Kemarin utusan UNP yang diwakili dosen Geografi Dr Paus Iskarni sengaja mendatangi Kepala BPBD Pasbar Asgiarman SH, M.Si, menyampaikan ucapan terima kasih kepada tim SAR yang dikomandoi oleh BPBD Pemkab Pasbar dan Bupati Pasbar H. Baharuddin yang dinilai sangat memberikan respons positif dan langsung melakukan upaya pencarian.
“Ini memang kelihatannya anak-anak kita memanfaatkan masa libur. Dan memang mahasiswa Geografi dalam perkuliahan sering kami anjurkan untuk dekat dan mengenal alam. Barang kali penerapannya ini yang coba dilakukakan mahasiswa,” katanya.
Sementara itu Rektor UNP Z Mawardi Effendi mengatakan tiga mahasiswa UNP yang mendaki Gunung Talamau tersebut bukan dalam tugas atau kegiatan kampus. Jika kegiatan kampus yang bersangkutan pastinya mengantongi surat izin dari pihak kampus, termasuk dari pihak keluarga.
“Mereka bukan dalam tugas atau kegiatan kampus. Namun begitu kita langsung menugaskan tiga orang dari Mahasiswa Pencinta Alam dan Lingkungan Hidup (MPALH) untuk ikut melakukan pencarian,” kata Mawardi, kemarin di kantornya. (h/nir/erz/ang/nep)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar