Banjir bandang atau air bah terjadi saat warga Kota Padang berbuka puasa, ketika suara azan maghrib masih berkumandang di masjid dan mushala, Selasa (24/7/2012).
Warga tidak mengira hujan lebat menyebabkan terjadinya banjir bandang. "Tanpa disadari air di aliran sungai di beberapa wilayah yang ada di Kota Padang meluap," kata Kabid Penanggulangan Bencana Dinas Pemadam Kebakaran Kota Padang, Edi Asri.
Saat hujan lebat yang melanda kota Padang, sejak pukul 16.30 WIB sampai pada pukul 20.00 WIB. Petugas Damkar, Kota Padang, serta BPDB Padang telah disiagakan untuk antisipasi terjadi banjir, pohon tumpang, serta rumah rusak ketika hujan lebat disertai angin kencang itu.
"Kita telah meminta semua personel untuk siaga penuh, saat hujan lebat," kata Edi Asri.
Hujan lebat disertai angin kencang melanda Kota Padang menyebabkan beberapa aliran sungai meluap. Air sungai yang meluap yakni sungai Lubuk Kilangan sampai ke Ujung Tanah, Seberang Padang, Batang Anai, sungai Kurao Pagang, serta bantaran hulu sampai hilir sungai Batang Kuranji meliputi daerah Limau Manis, Kuranji.
Luapan air sungai tersebut menyebabkan banjir hingga merendam rumah warga serta menghanyutkan rumah. Berdasarkan data sementara, lima unit rumah yang berada di daerah Koto Tuo, dan Koto Panjang Pauh, Kota Padang, hanyut.
"Banjir juga menerjang satu unit mushala di Tabing Banda Gadang, Kecamatan Nanggalo. Satu unit mobil di daerah Cangkeh, Kecamatan Lubuk Begalung," kata Edi Asri.
Banjir juga merendam rumah warga di daerah Kampung Jua, Kecamatan Lubuk Belagung. "Warga di daerah tersebut sudah dievakuasi ke masjid, maupun mushala yang berada di tempat yang lebih tinggi," kata Edi Asri
Saat ini Tim SAR gabungan melakukan evakuasi untuk menyelamatkan warga yang rumah terendam banjir maupun hanyut terbawa air bah.
"Tim SAR mengerahkan perahu karet untuk menyelamatkan warga yang rumahnya terendam banjir," katanya.
Tujuh lokasi
Berdasarkan data banjir bandang ada terjadi di tujuh titik yang ada di Kota Padang akibat hujan lebat disertai angin kencang. Tujuh titik yang dilanda air bah tersebut di antaranya kawasan Limau Manis, Batu Busuk, Kampung Koto, Cengkeh, Padang Besi, Kalumbuk, dan Tunggul Hitam.
Tujuh lokasi
Berdasarkan data banjir bandang ada terjadi di tujuh titik yang ada di Kota Padang akibat hujan lebat disertai angin kencang. Tujuh titik yang dilanda air bah tersebut di antaranya kawasan Limau Manis, Batu Busuk, Kampung Koto, Cengkeh, Padang Besi, Kalumbuk, dan Tunggul Hitam.
Daerah yang dilanda air bah dari pantauan di lapangan ada yang terisolasi akibat akses jalan menuju lokasi kejadian sulit untuk dilalui tim penyelamat, seperti di kawasan Limau Manis, Kecamatan Pauh
"Luapan air banjir merendam rumah warga mencapai sedada orang dewasa hingga kini air masih belum surut," kata Akmal, warga setempat.
Akibat air bah tersebut, banyak tiang listrik yang roboh, jembatan putus, dan ratusan warga terisolasi, serta beberapa rumah hanyut.
Air bah yang melanda daerah tersebut terjadi sekitar pukul 18.30 WIB, saat masyarakat di daerah itu sedang berbuka puasa. Akibatnya arus lalu lintas juga sempat terganggu. Kemacetan panjang terjadi di lokasi yang ditimpa musibah.
Status siaga darurat
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang memberlakukan status siaga darurat banjir menyusul musibah air bah yang terjadi akibat luapan beberapa sungai di daerah itu.
Status siaga darurat
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang memberlakukan status siaga darurat banjir menyusul musibah air bah yang terjadi akibat luapan beberapa sungai di daerah itu.
"Kita dari BPBD memberlakukan satus siaga darurat karena ada beberapa titik yang dilanda air bah, dan ratusan kepala keluarga terpaksa mengungsi," kata Kepala BPBD Kota Padang Dedi Henidal.
Status siaga darurat banjir diberlakukan di sepanjang aliran sungai Bantang Kuranji, meliputi daerah Limau Manis, Kuranji, sungai Lubuk Kilangan sampai ke Ujung Tanah, Seberang Padang, sungai Kurao Pagang.
"Warga yang berda di sepanjang aliran sungai tersebut untuk meningkatkan kewaspadaan, apalagi kini air masih belum surut," kata Dedi Hanidal.
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar