KOMPAS.com/ UCENG HUSAINIlustrasi banjir bandang.
Walikota Padang, Fauzi Bahar, memperkirakan bencana banjir yang melanda lima kecamatan di Kota Padang, Sumatra Barat pada Selasa (24/7/2012) malam akibat aksi illegal loggingatau pembalakan liar.
"Penyebab bencana ini kuat dugaan akibat adanya aktifitas penebangan liar terutama di perbukitan sekitar lokasi kejadian banjir," kata Fauzi Bahar di Padang, Rabu.
Menurutnya, saat kejadian banjir bandang tersebut tampak ada beberapa pohon besar serta bekas pohon ditebang yang dihanyutkan air. "Inilah akibatnya hutan ditebang secara liar, banjir bandang melanda Kota Padang," katanya.
Diduga perambahan hutan di Kota Padang, tambah Fauzi Bahar, dilakukan oknum untuk mencari keuntungan tanpa memikirkan dampak yang ditimbulkan.
Karena itu, bila warga ada yang menemukan atau melihat pelaku menebang hutan tanpa izin agar segera melaporkan ke pihak kepolisian.
"Pemerintah Kota Padang tidak memberikan izin kepada pengusaha yang melakukan penebangan di kawasan hutan lindung." kata Fuazi Bahar.
Dia mengaku sangat miris melihat kondisi hutan, di mana lebih kurang 20 persen luas hutan di daerah Kota Padang telah mengalami kerusakan, terutama akibat maraknya pembalakan liar.
"Dari jumlah total lahan hutan mencapai 12.000 hektare, 20 persen luas hutan di daerah itu telah mengalami kerusakan, terutama akibat maraknya pembalakan liar," katanya.
Menurutnya, kondisi hutan yang terparah akibat pembalakan liar berada di enam kecamatan yang ada di Kota Padang. Enam kecamatan itu yakni Pauh, Koto Tangah, Lubuk Kilangan, Lubuk Begalung, serta Bungus Teluk Kabung (Bungtekab).
Untuk mencegah terjadi pembalakan liar, Pemkot akan berkoordinasi dengan pihak kepolisian. Di samping juga membentuk tim pengawas pembalakan liar untuk mencegah kerusakan hutan di daerah itu.
"Pembentukan tim pengawas pembalakan liar menjadi salah satu langkah tepat yang diambil Pemkot Padang dalam menjaga kelestarian hutan karena hutan merupakan paru-paru dunia," kata Fauzi Bahar.
Bencana banjir bandang menerjang Kota Padang pada Selasa malam setelah hujan deras sejak sore. Puncaknya, sekitar pukul 18.30 WIB, air mulai meluap di hulu sungai Lubuk Kilangan Kecamatan Lubuk Kilangan dan Hulu Sungai Batang Kuranji Kecamatan Kuranji.
"Penyebab bencana ini kuat dugaan akibat adanya aktifitas penebangan liar terutama di perbukitan sekitar lokasi kejadian banjir," kata Fauzi Bahar di Padang, Rabu.
Menurutnya, saat kejadian banjir bandang tersebut tampak ada beberapa pohon besar serta bekas pohon ditebang yang dihanyutkan air. "Inilah akibatnya hutan ditebang secara liar, banjir bandang melanda Kota Padang," katanya.
Diduga perambahan hutan di Kota Padang, tambah Fauzi Bahar, dilakukan oknum untuk mencari keuntungan tanpa memikirkan dampak yang ditimbulkan.
Karena itu, bila warga ada yang menemukan atau melihat pelaku menebang hutan tanpa izin agar segera melaporkan ke pihak kepolisian.
"Pemerintah Kota Padang tidak memberikan izin kepada pengusaha yang melakukan penebangan di kawasan hutan lindung." kata Fuazi Bahar.
Dia mengaku sangat miris melihat kondisi hutan, di mana lebih kurang 20 persen luas hutan di daerah Kota Padang telah mengalami kerusakan, terutama akibat maraknya pembalakan liar.
"Dari jumlah total lahan hutan mencapai 12.000 hektare, 20 persen luas hutan di daerah itu telah mengalami kerusakan, terutama akibat maraknya pembalakan liar," katanya.
Menurutnya, kondisi hutan yang terparah akibat pembalakan liar berada di enam kecamatan yang ada di Kota Padang. Enam kecamatan itu yakni Pauh, Koto Tangah, Lubuk Kilangan, Lubuk Begalung, serta Bungus Teluk Kabung (Bungtekab).
Untuk mencegah terjadi pembalakan liar, Pemkot akan berkoordinasi dengan pihak kepolisian. Di samping juga membentuk tim pengawas pembalakan liar untuk mencegah kerusakan hutan di daerah itu.
"Pembentukan tim pengawas pembalakan liar menjadi salah satu langkah tepat yang diambil Pemkot Padang dalam menjaga kelestarian hutan karena hutan merupakan paru-paru dunia," kata Fauzi Bahar.
Bencana banjir bandang menerjang Kota Padang pada Selasa malam setelah hujan deras sejak sore. Puncaknya, sekitar pukul 18.30 WIB, air mulai meluap di hulu sungai Lubuk Kilangan Kecamatan Lubuk Kilangan dan Hulu Sungai Batang Kuranji Kecamatan Kuranji.
Sumber :
ANT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar