Lima hari jelang berakhirnya Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII, Riau 2012, secara perlahan pundi-pundi medali emas Sumbar mulai mengalir. Sejauh ini, kontingen Tuah Sakato sudah mengantongi tujuh medali emas.
Kemarin (15/9), kontingen kebanggaan Minangkabau kembali menambah dua medali emas. Dua medali emas tersebut masing-masingnya diraih lewat cabang futsal dan cabang gulat.
Tambahan medali emas ini melengkapi keberhasilan sebelumnya. Patricia Yosita Hapsari melalui cabang renang menjadi penyumbang medali emas paling banyak. Ia menyumbangkan emas melalui nomor 100 meter gaya bebas, 200 meter gaya bebas, dan 50 meter gaya bebas. Lalu, Iwan Samurai dari cabang binaraga kelas 70 kg, dan Martinel Prihastuti dari cabang karate yang turun pada nomor kumite kelas -50 kg. Khusus cabang futsal, keberhasilan ini jelas mempunyai makna tersendiri. Soalnya, tak gampang menyingkirkan DKI Jakarta di partai puncak dengan skor telak 6-2 dalam laga yang dimainkan, di GOR Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir, Sabtu (15/9).
“Ya, kami bersukur pada tuhan dan berterima kasih atas doa yang telah dikirimkan masyarakat Sumbar, sehingga kami berhasil jadi yang terbaik,” kata Manajer Futsal Yasman Yanusar, kepada Padang Ekspres, kemarin (15/9).
Keberhasilan itu sekaligus membuktikan apa yang telah dijanjikan tim besutan Syarianto Rusli kepada publik Ranah Minang. Kemenangan itu pun langsung disambut suka cita oleh seluruh atlet, pelatih, official, dan para perantau Minang yang menonton langsung pertandingan tersebut.
“Tentunya itu sesuatu yang membanggakan dan membuat olahraga ini bisa lebih berkembang lagi di Sumbar,” ungkap Syafrianto Rusli, yang juga mantan pelatih Semen Padang FC.
Dalam pertandingan final kemarin sore, Yudhi Fatra menjadi bintang lapangan. Sebab ,dia mampu memborong empat dari enam gol Sumbar ke gawang DKI Jakarta. Gol-gol tersebut tercipta pada 22 menit babak pertama. Di mulai dari menit ke-9, lalu Yudhi menggandakan keunggulan Sumbar pada menit 11. Berselang delapan menit kemudian, Yudhi dia pun membuat gol ketiga untuk Sumbar. Dan gol terakhirnya tercipta pada menit 22. Sumbar pun unggul empat gol tanpa balas.
Empat menit berselang DKI Jakarta mampu mencuri gol dan mengubah kedudukan menjadi 4-1, setelah Khairul Saleh mampu mebobol gawang Sumbar. Dua menit berikutnya DKI kembali memperkecil keteringgalan menjadi 4-2. Kali ini, Matulessi yang membobol gawang Randy Satria dkk. Meskipun demikian dua gol Randy pada menit 38 dan 40, membuat para pemain DKI tak lagi bisa berkutik.
Emas Pertama Setelah Tiga Kali PON
Sukses itu juga diikuti cabang gulat. Dari target dua medali emas di PON kali ini, sudah terealisasikan satu emas di hari ketiga sejak cabang tersebut mulai dipertandingkan.
Prestasi penuh gengsi ditorehkan Feri Anwar yang turun pada kelas 120 kg gaya bebas. Staf PT Semen Padang tersebut berhasil mengantongi kemenangan sempurna di laga final setelah unggul dari pegulat Jambi, Edi Widodo.
Feri berhasil mengukir prestasi itu setelah melalui perjuangan panjang dan melelahkan. Sebelumnya, Feri unggul mutlak 3-0 atas pegulat DKI Jakarta, Lutfhi Azhar. Hasil itu membuatnya melenggang ke semifinal dan bertemu pegulat Papua Barat, Isak Musa A dan mematahkan perlawannya poin maksimal 3-0.
Hasil ini juga sejarah bagi dunia gulat Minangkabau. Pasalnya, ini adalah emas pertama yang diraih Sumbar setelah pada tiga kali PON sebelumnya, Sumbar tidak pernah menyumbangkan emas.
Feri pun tidak dapat menjawab panjang lebar setelah larut dalam kegembiraan mendalam. “Yang jelas ini suatu yang luar biasa dan membanggakan,” jawabnya singkat, lalu pergi berbagi bahagia dengan sanak keluarganya yang hadir menonton pertandingan tersebut.
Sayangnya pada hari yang sama, satu pegulat Sumbar telah terlebih dahulu mengalami kegagalan. Pegulat putri Sumbar Rahmadhona Putri yang turun di kelas 51 kg kalah pada babak penyisihan awal. Dia takluk dari pegulat asal Jatim Sulis Yuliani dengan kalah angka 3-1.
Sekretari Daerah Pemrpov Sumbar Ali Asmar yang juga menonton pertandingan tersebut dari awal, menyebutkan apa yang didapat gulat sudah merupakan sesuatu yang patut untuk dibanggakan. Artinya, sebut mantan Sekko Padangpanjang itu, gulat Sumbar sudah mulai bangkit dari tidur panjangnya. “Ini namanya sebuah kemajuan. Mudah-mudahan bisa memberi inspitasi dan motivasi bagi cabang lainnya yang masih bertanding dan masih berpeluang meraih emas pada PON ini,” ungkapnya.
Taekwondo Sumbang Perak
Pada cabang taekwondo, taekwondoin andalan Sumbar Fitria Handayani yang ditargetkan meraih emas, harus mengakui ketangguhan taekwondoin Jawa Tengah Fransisca pada final kelas under 46 Kg. Pada pertarungan yang berlangsung di PKM UIN, Pekanbaru, Sabtu (15/9) itu, Fitria menyerah 0-9 dari Fransisca.
Pelatih tim Taekwondo Sumbar, Budi Ilyas menyebutkan, kemampuan Fransisca memang lebih baik dari Fitria. Hanya saja, sambung Budi, sebelum PON berlangsung pihaknya sudah pernah memprotes kehadiran Fransisca di PON dengan fasilitas wild card. Namun, Fransisca tetap bisa tampil menyusul keputusan BAORI.
“Sebelumnya, Fransisca tak dapat ikut PON. Namun dengan wild card, ia bisa tampil. Jika saja Fransisca tak tampil, saya yakin medali emas ada di tangan Fitria dan karena itu kami berani pasang target 1 emas kepada KONI,” kata Budi.
Dalam partai final itu, memang terlihat kemampuan Fitria di bawah Fransisca. Fit, sapaan akrab taekwondoin Sumbar itu, beberapa kali coba menyerang, tapi selalu gagal. Sementara Fransisca di babak pertama yang tampil lebih tenang, justru langsung memimpin dengan skor 3-0.
Di babak kedua, Fransisca mulai leluasa. Ia tak lagi mengincar tubuh Fitria tapi langsung menyasar kepalanya. Hasilnya, saat Fitria hendak menyerang, sebuah tendangan kaki kiri Fransisca, melekat ke kepala Fitria dan skor berubah otomatis menjadi 6-0. Hal serupa juga terjadi di babak ketiga yang menyebabkan Fransisca unggul 9-0. (cip)
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar