SOLOK – Ancaman bahaya banjir bagi warga Sumani, Kecamatan X Koto Singkarak, mulai menyusut. Rasa was-was masyarakat yang bermukim di bantaran Batang Sumani semakin surut ketika pelaksanaan proyek normalisasi Batang Lembang yang berlokasi di Nagari Sumani Kecamatan X Koto Singkarak Kab. Solok, sudah hampir rampung.
Proyek yang menelan dana Rp24 miliar ini dilaksanakan dengan pola tahun jamak (multiyears) sejak tahun 2010 hingga 2014. ‘’Kemajuan pengerjaannya sudah mencapai 70 persen,’’ papar Ir. Israr Jalinus.
Anggota Komisi III DPRD Sumbar ini kepada Singgalang disela-sela kunjungannya ke lokasi proyek tersebut, baru-baru ini menyebutkan, rasa gundah masyarakat mulai hilang dari ancaman bahaya banjir. Mereka yang bermukim di pinggir sungai seperti di Jorong Gucci Sumani sangat bersyukur karena bantaran Batang Sumani telah menjadi kuat dari bahaya abrasi tebing sungai.
Dari hasil kunjungan anggota DPRD Sumbar itu, diperoleh kesan proyek normalisasi Batang Sumani sebagai upaya mensiasati terjadinya banjir kiriman yang mengancam warga.
Normalisasi muara sungai Batang Lembang itu sekaligus mengurangi resiko banjir yang terjadi di daerah Koto Baru, Salayo hingga ke Kota Solok.
Israr memastikan pihaknya bersama rekan-rekan anggota Komisi III yang berasal dari Kabupaten dan Kota Solok tetap memperjuangkan proyek ini sampai selesai dan dianggarkan pada APBD Sum bar sampai tuntas.
Targetnya tentu bukan hanya nagari Sumani terhindar dari ancaman banjir dan abrasi sungai, tetapi juga kawasan-kawasan di Kota Solok. ‘’Kita harapkan bantuan dari masyarakat dan pe merintah kabupaten/kota nantinya dalam hal pembeba san lahan,” tambah anggota Komisi III DPRD sumbar ini.
Di tempat yang sama, Manager PT Jaya Konstruksi selaku pelaksana proyek Ardison, kepada Singgalang menuturkan, kendala yang dihadapi selama pengerjaan proyek adalah ketersediaan bahan material berupa batu kali untuk pasangan badan dinding penahan tebing.
“Keterbatasan batu kali sangat berpengaruh pada percepatan pelaksanaan proyek ini. Namun demikian, kami terus menghubungi beberapa tempat untuk menyediakan batu kali, semoga secepatnya dapat teratasi,” jelas Ardison didampingi Heriyadi, Manager Operational PT Jaya Konstruksi.
Dari hasil kunjungan anggota DPRD Sumbar itu, diperoleh kesan proyek normalisasi Batang Sumani sebagai upaya mensiasati terjadinya banjir kiriman yang mengancam warga.
Normalisasi muara sungai Batang Lembang itu sekaligus mengurangi resiko banjir yang terjadi di daerah Koto Baru, Salayo hingga ke Kota Solok.
Israr memastikan pihaknya bersama rekan-rekan anggota Komisi III yang berasal dari Kabupaten dan Kota Solok tetap memperjuangkan proyek ini sampai selesai dan dianggarkan pada APBD Sum bar sampai tuntas.
Targetnya tentu bukan hanya nagari Sumani terhindar dari ancaman banjir dan abrasi sungai, tetapi juga kawasan-kawasan di Kota Solok. ‘’Kita harapkan bantuan dari masyarakat dan pe merintah kabupaten/kota nantinya dalam hal pembeba san lahan,” tambah anggota Komisi III DPRD sumbar ini.
Di tempat yang sama, Manager PT Jaya Konstruksi selaku pelaksana proyek Ardison, kepada Singgalang menuturkan, kendala yang dihadapi selama pengerjaan proyek adalah ketersediaan bahan material berupa batu kali untuk pasangan badan dinding penahan tebing.
“Keterbatasan batu kali sangat berpengaruh pada percepatan pelaksanaan proyek ini. Namun demikian, kami terus menghubungi beberapa tempat untuk menyediakan batu kali, semoga secepatnya dapat teratasi,” jelas Ardison didampingi Heriyadi, Manager Operational PT Jaya Konstruksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar