Kemeriahan perhelatan Solo Wayang Carnaval 2 yang digelar untuk memeringati Hari Jadi Ke-268 Kota Solo, Sabtu (16/2) sore tak seperti tahun lalu.
Meski arus penonton maupun lalu lintas terasa lancar dan tidak menimbulkan keruwetan serta kemacetan, peristiwa budaya itu kurang menunjukkan kemeriahan yang membahana.
Sekitar 35 peserta yang terdiri dari sejumlah lembaga pendidikan, warga masyarakat kelurahan, sanggar seni maupun komunitas masyarakat ambil bagian dalam kegiatan itu. Jumlah itu tidak sebanyak yang direncanakan sebelumnya yaitu sekitar 65 peserta.
Mereka tampil dengan beragam ekspresi lewat kostum yang dipakai merujuk kepada tema kirab yaitu "Wayangku Adalah Budaya Bangsaku". Tiga ogoh-ogoh yang menggambarkan tokoh Semar, Bagong dan Anoman cukup menarik perhatian ribuan penonton.
Mereka tampil dengan beragam ekspresi lewat kostum yang dipakai merujuk kepada tema kirab yaitu "Wayangku Adalah Budaya Bangsaku". Tiga ogoh-ogoh yang menggambarkan tokoh Semar, Bagong dan Anoman cukup menarik perhatian ribuan penonton.
Memang tidak semua peserta memakai kostum yang biasa dipakai tokoh-tokoh wayang. Ada yang memakai kostum wayang klasik seperti Werkudara, Kresna, Anoman, Arjuna serta panakawan. Namun di bagian lain, ada beberapa kelompok yang memakai busana adat maupun kostum tari tradisional serta kostum modifikasi.
Tampak juga kelompok Red Batik yang selama ini aktif mengusung kostum karnaval, mengekspresikan keikutsertaannya lewat kostum karya mereka. Demikian juga warga Kelurahan Jagalan lewat Sanggar Lembu Sura tidak ketinggalan dengan kostum tokoh legenda Lembu Sura dengan irah-irahan kepala lembu.
Kirab Solo Wayang Carnawal 2 diberangkatkan dari lapangan Kotabarat menuju halaman Balai Kota Surakarta. Iring-iringan peserta berjalan kaki melewati Jalan Slamet Riyadi dan Jendral Sudirman.
Sesampai di depan Lojigandrung, rumah dinas Wali Kota Surakarta, rombongan berhenti. Sejumlah peserta yang terdiri dari pejabat eksekutif dan legislatif masuk dalam arak-arakan itu sebagai peserta dengan busana wayang. Para pejabat baik dari satuan kerja perangkat daerah (SKPD) baik kepala dinas, camat dan lurah maupun jajaran DPRD, sebelumnya berdandan di Lojigandrung.
Tampak di antaranya Wali Kota Surakarta Hadi Rudyatmo yang memakai kostum Wekudara, YF Sukasno (Ketua DPRD) menampilkan sosok Anoman, Herry Jumadi (anggota DPRD) sebagai Gatutkaca, Sekda Budi Suharto hadir dengan kostum Baladewa, sementara Kepala Dinas Kesehatan Kota, dr Siti Wahyuningsih memakai kostum Srikandhi. Di antara kelompok pejabat itu, tampak Menteri Pemuda dan Olah Raga, Roy Suryo ikut kirab dengan memakai kostum Setyaki.
"Wayang itu sebenarnya tontonan sekaligus tuntunan. Karakter tokoh wayang ada yang bisa dijadikan panutan dalam kehidupan sehari-hari. Keikutserta saya pada kirab ini, selain senang dengan wayang juga untuk mengapresiasi peristiwa budaya ini," ujar Roy Suryo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar