Tindakan mahasiswi Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Annisa Azward (20) melompat dari angkutan umum yang ia curigai hendak menculiknya, menurut pakar sudah benar.
Pakar Psikologi Forensik Universitas Bina Nusantara Reza Indragiri Amriel mengatakan, tindakan yang dilakukan Annisa merupakan salah satu penanda, bahwa Annissa bisa menangkal bias hindsight di dalam dirinya.
Menurut Reza, bias hindsight adalah sikap yang ada pada seluruh manusia, terkait sikap percaya terlalu berlebihan bahwa dirinya tidak akan mendapat bahaya, dan dapat selalu melewati bahaya apapun.
"Sikap inilah yang terkadang membuat orang akhirnya mengalami musibah. Bisa karena nekat atau masuk ke sebuah situasi yang sebenarnya berbahaya, atau yakin tidak terjadi apa-apa tapi tetap nekat masuk ke situasi tersebut," ujar Reza ketika dihubungi Warta Kota, Minggu (10/2/2013) malam.
Orang-orang yang mengalami bias hindsight, misalnya seperti wanita yang tetap memaksakan diri masuk ke angkutan umum yang banyak pria mencurigakan.
Si wanita bisa jadi sudah curiga, tapi yakin tidak akan terjadi apa-apa terhadapnya, sehingga nekat masuk. Atau, seorang wanita yang nekat berjalan di kegelapan malam, sendirian di lokasi sepi.
Makanya, kata Reza, Annisa sebenarnya sudah bisa menangkal bias hindsight. Sebab, dia lekas sadar ketika ada yang tidak beres. Namun, sayangnya, tindakannya cenderung panik, sehingga keputusannya kurang tepat.
Reza menjelaskan, sebenarnya pelaku bisa melakukan cara lain, yakni mengontak nomor darurat polisi, yakni 110. Ke depan, saran Reza, wanita sebaiknya memotret plat nomor mobil yang hendak dinaiki, lalu mengirimkan foto tersebut ke orang terdekatnya. Sehingga bila terjadi sesuatu, bisa lekas dilacak melalui kontak terakhir.
"Memang jadi agak sedikit ribet. Tapi itulah yang mesti dilakukan wanita sekarang," kata Indra. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar