( REUTERS/Mariana Bazo)
Ratusan ribu orang menjelma menjadi lautan manusia di jalanan kota Caracas pada Rabu waktu setempat, turut mengiringi jenazah Presiden Venezuela, Hugo Chavez, yang meninggal sehari sebelumnya. Tangisan dan teriakan mewarnai iring-iringan peti jenazah menuju rumah duka di akademi militer Caracas.
Diberitakan Reuters, para pendukung Chavez atau yang dikenal dengan nama 'Chavistas' berjalan mengikuti mobil jenazah yang membawa peti matai Chavez di atapnya. Peti mati itu sendiri dibalut dengan bendera Venezuela dan dibanjiri ratusan karangan bunga dari warga.
Mengenakan baju merah, massa berusaha mendekat ke peti mati dan menyentuhnya. Beberapa dari mereka menangis dan membawa poster-poster dukungan pada Chavez. Beberapa lainnya mengenakan baju bertuliskan "Aku Cinta Chavez."
"Saya di sini untuk menyampaikan salam terakhir untuk presidenku. Tidak akan ada lagi Chavez yang lain. Dia adalah orang hebat yang diberikan tanah air ini untuk kami," kata Jose Gregorio Conde, 34.
Jarak dari rumah sakit militer tempat dia dirawat menuju rumah duka di akademi militer hanya 8 kilometer. Namun, karena banyaknya manusia, mobil jenazah berjalan sangat lambat sehingga membutuhkan waktu hingga delapan jam untuk sampai.
Rencananya jenazah Chavez akan ditempatkan di rumah duka hingga hari Jumat. Wakil Presiden Nicolas Maduro mengumumkan tujuh hari berduka atas kematian Chavez.
Belum diketahui dimana dia akan dimakamkan. Namun, banyak yang menginginkan dia dimakamkan di mausoleum yang dibuat Chavez untuk pemimpin revolusi Venezuela Simon Bolivar.
Para pemimpin Amerika Latin juga telah datang ke Caracas untuk memberikan penghormatan terakhir mereka. Di antaranya yang datang adalah Presiden Argentina Fernandez de Kirchner, Presiden Uruguay Jose Mujica dan Presiden Bolivia Evo Morales.
Beberapa negara di kawasan tersebut juga menetapkan hari berkabung. Di antaranya adalah Ekuador, Argentina, Brasil, Bolivia, Uruguay, Chile, Kuba dan Dominika di Kepulauan Karibia.
Chavez meninggal dunia setelah dua tahun berjuang melawan kanker yang dideritanya. Pria 58 tahun ini kembali terpilih sebagai presiden pada pemilu tahun lalu namun belum sempat diambil sumpahnya. Untuk itu, 30 hari lagi akan digelar pemilu lagi dengan Nicolas Maduro melawan rivalnya Henrique Capriles.
Capriles sendiri telah menyampaikan belasungkawanya kepada keluarga Chavez. "Kami memang bersaing, tapi kami bukan musuh," kata Capriles.
Diberitakan Reuters, para pendukung Chavez atau yang dikenal dengan nama 'Chavistas' berjalan mengikuti mobil jenazah yang membawa peti matai Chavez di atapnya. Peti mati itu sendiri dibalut dengan bendera Venezuela dan dibanjiri ratusan karangan bunga dari warga.
Mengenakan baju merah, massa berusaha mendekat ke peti mati dan menyentuhnya. Beberapa dari mereka menangis dan membawa poster-poster dukungan pada Chavez. Beberapa lainnya mengenakan baju bertuliskan "Aku Cinta Chavez."
"Saya di sini untuk menyampaikan salam terakhir untuk presidenku. Tidak akan ada lagi Chavez yang lain. Dia adalah orang hebat yang diberikan tanah air ini untuk kami," kata Jose Gregorio Conde, 34.
Jarak dari rumah sakit militer tempat dia dirawat menuju rumah duka di akademi militer hanya 8 kilometer. Namun, karena banyaknya manusia, mobil jenazah berjalan sangat lambat sehingga membutuhkan waktu hingga delapan jam untuk sampai.
Rencananya jenazah Chavez akan ditempatkan di rumah duka hingga hari Jumat. Wakil Presiden Nicolas Maduro mengumumkan tujuh hari berduka atas kematian Chavez.
Belum diketahui dimana dia akan dimakamkan. Namun, banyak yang menginginkan dia dimakamkan di mausoleum yang dibuat Chavez untuk pemimpin revolusi Venezuela Simon Bolivar.
Para pemimpin Amerika Latin juga telah datang ke Caracas untuk memberikan penghormatan terakhir mereka. Di antaranya yang datang adalah Presiden Argentina Fernandez de Kirchner, Presiden Uruguay Jose Mujica dan Presiden Bolivia Evo Morales.
Beberapa negara di kawasan tersebut juga menetapkan hari berkabung. Di antaranya adalah Ekuador, Argentina, Brasil, Bolivia, Uruguay, Chile, Kuba dan Dominika di Kepulauan Karibia.
Chavez meninggal dunia setelah dua tahun berjuang melawan kanker yang dideritanya. Pria 58 tahun ini kembali terpilih sebagai presiden pada pemilu tahun lalu namun belum sempat diambil sumpahnya. Untuk itu, 30 hari lagi akan digelar pemilu lagi dengan Nicolas Maduro melawan rivalnya Henrique Capriles.
Capriles sendiri telah menyampaikan belasungkawanya kepada keluarga Chavez. "Kami memang bersaing, tapi kami bukan musuh," kata Capriles.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar