Ilustrasi (tya/detikBandung)
Bandung - Sony Sugema merilis sistem pembelajaran digital terbaru Sony Sugema Digital Learning System (S2LDS) versi 5.0. Sistem ini memungkinkan siswa untuk mengakses seluruh kebutuhan belajarnya via smartphone atau gadget kesayangan mereka setiap saat.
S2LDS adalah sistem pembelajaran berbasis digital yang di dalamnya terdapat berbagai menu seperti video pembelajaran, e-book, terori singkat, arsip soal atau bank soal, try out dan berbagai aplikasi lainnya.
"Untuk versi terbaru, versi 5.0 ini lebih kompatibel dengan device yang saat ini ada. Bisa digunakan untuk berbagai gadget. Mulai dari Android, BlackBerry, iPad, Mac OS, Windows xp, Windows 7, Windows 8 dan Linux," ujar Direktur Utama sekaligus pendiri Sony Sugema Collage (SSC) dan SMA Alfa Centauri, Sony Sugema dalam acara launching di Kampus Alfa Centauri, Jalan Diponegoro, Bandung.
Ia mengatakan, pengembangan aplikasi ini setelah melihat begitu banyaknya peralatan canggih milik siswa. "Saya lihat anak-anak SMP saja sekarang gadgetnya canggih-canggih. Jadi kenapa itu tidak kita manfaatkan saja, supaya anak juga bisa belajar dan pintar lewat device yang dimilikinya," tuturnya.
Dalam demo yang ditunjukkan, siswa bisa mengakses video yang diberikan guru di kelas sesuai dengan materi yang diinginkan.
Arsip soal SNMPTN dari berbagai universitas bahkan arsip soal UN dari tahun 2005 pun bisa diakses dengan mudah. Sehingga siswa tak perlu lagi repot mencari untuk latihan soal.
Tingkat soal dan cara penyelesaiannya disusun sedemikian rupa sehingga mudah diikuti sesuai dengan kemampuan siswa. Bahkan, guru bisa memberikan bimbingan online via aplikasi online tersebut.
"Untuk mendukung aplikasi tersebut, kami menyiapkan bandwith 15 Gb. Itu untuk 700 siswa (Alfa Centauri)," kata Sony. Namun meski telah menerapkan sistem pembelajaran seperti ini, Sony menyatakan hal itu tak membuat jam belajar di sekolah jadi berkurang.
Program yang saat ini baru diaplikasikan di SMA Alfa Centauri dan SSC diharapkan Sony dapat diaplikasikan juga oleh sekolah lainnya yang membutuhkan. Bahkan Sony mengaku akan menghibahkan program S2LDS ini secara cuma-cuma untuk sekolah-sekolah yang tidak mampu dan membutuhkan.
"Untuk sekolah-sekolah di pelosok, saya gratiskan. Tapi kalau sekolah yang mampu, masa sih mau gratis?" katanya. Harapannya, dengan aplikasi ini guru-guru bisa lebih fokus dan memberikan perhatian lebih pada siswa.
Difaryadi Aziz (15) siswa kelas X SMA Alfa Centauri mengaku terbantu dengan aplikasi ini. Ia kerap mengerjakan PR yang diberikan gurunya dengan bahan-bahan yang ada di program tersebut.
"Kan di situ ada bahannya. Jadi bisa mengerjakan PR di mana aja. Buat latihan soal juga bisa," tutur Difar yang menyebut kerap membuka program tersebut via ponsel Android miliknya.
S2LDS adalah sistem pembelajaran berbasis digital yang di dalamnya terdapat berbagai menu seperti video pembelajaran, e-book, terori singkat, arsip soal atau bank soal, try out dan berbagai aplikasi lainnya.
"Untuk versi terbaru, versi 5.0 ini lebih kompatibel dengan device yang saat ini ada. Bisa digunakan untuk berbagai gadget. Mulai dari Android, BlackBerry, iPad, Mac OS, Windows xp, Windows 7, Windows 8 dan Linux," ujar Direktur Utama sekaligus pendiri Sony Sugema Collage (SSC) dan SMA Alfa Centauri, Sony Sugema dalam acara launching di Kampus Alfa Centauri, Jalan Diponegoro, Bandung.
Ia mengatakan, pengembangan aplikasi ini setelah melihat begitu banyaknya peralatan canggih milik siswa. "Saya lihat anak-anak SMP saja sekarang gadgetnya canggih-canggih. Jadi kenapa itu tidak kita manfaatkan saja, supaya anak juga bisa belajar dan pintar lewat device yang dimilikinya," tuturnya.
Dalam demo yang ditunjukkan, siswa bisa mengakses video yang diberikan guru di kelas sesuai dengan materi yang diinginkan.
Arsip soal SNMPTN dari berbagai universitas bahkan arsip soal UN dari tahun 2005 pun bisa diakses dengan mudah. Sehingga siswa tak perlu lagi repot mencari untuk latihan soal.
Tingkat soal dan cara penyelesaiannya disusun sedemikian rupa sehingga mudah diikuti sesuai dengan kemampuan siswa. Bahkan, guru bisa memberikan bimbingan online via aplikasi online tersebut.
"Untuk mendukung aplikasi tersebut, kami menyiapkan bandwith 15 Gb. Itu untuk 700 siswa (Alfa Centauri)," kata Sony. Namun meski telah menerapkan sistem pembelajaran seperti ini, Sony menyatakan hal itu tak membuat jam belajar di sekolah jadi berkurang.
Program yang saat ini baru diaplikasikan di SMA Alfa Centauri dan SSC diharapkan Sony dapat diaplikasikan juga oleh sekolah lainnya yang membutuhkan. Bahkan Sony mengaku akan menghibahkan program S2LDS ini secara cuma-cuma untuk sekolah-sekolah yang tidak mampu dan membutuhkan.
"Untuk sekolah-sekolah di pelosok, saya gratiskan. Tapi kalau sekolah yang mampu, masa sih mau gratis?" katanya. Harapannya, dengan aplikasi ini guru-guru bisa lebih fokus dan memberikan perhatian lebih pada siswa.
Difaryadi Aziz (15) siswa kelas X SMA Alfa Centauri mengaku terbantu dengan aplikasi ini. Ia kerap mengerjakan PR yang diberikan gurunya dengan bahan-bahan yang ada di program tersebut.
"Kan di situ ada bahannya. Jadi bisa mengerjakan PR di mana aja. Buat latihan soal juga bisa," tutur Difar yang menyebut kerap membuka program tersebut via ponsel Android miliknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar