Getty Images/Mirco Lazzari
Keberhasilan Marc Marquez menjuarai MotoGP musim ini ternyata juga tidak disangka-sangka oleh kubu timnya sendiri. Capaian Marquez pun tak ayal sudah melebihi harapan awal.
Baru musim ini turun di kelas primer kejuaraan dunia balap motor grand prix, Marquez langsung menandainya dengan predikat juara dunia.
Pebalap Spanyol berusia 20 tahun itu menjadi kampiun MotoGP 2013 usai bersaing ketat dengan sang juara bertahan dari tim Yamaha Jorge Lorenzo sampai dengan seri terakhir di Valencia.
"Sebelum musim dimulai kami tidak menduga Marc akan menjadi juara tahun ini," kata bos HRC Shuhei Nakamoto di Crash.
"Harapan kami adalah ia memenangi beberapa balapan tapi bahwa ia juga akan crash. Ia belajar dengan cepat bagaimana caranya mengendai mesin MotoGP dan biasanya seorang debutan akan kesulitan untuk mempertahankan waktu lap sampai akhir balapan karena mesin MotoGP lazimnya amat menghabiskan ban. Tapi di Assen Marc sudah paham bagaimana menjaga ban sampai akhir balapan," lanjutnya.
Prinsipal Tim Repsol Honda Livio Suppo, yang sebelumnya pernah bekerja sama dengan pebalap seperti Casey Stoner, tak kalah terkesan. Ia pun memuji mental dari Marquez.
"Marc sudah menjadi sebuah kejutan. Kami sudah menduga dirinya itu cepat, tapi konsistensinya dan caranya menangani tekanan di Phillip Island dan Valencia ternyata luar biasa," nilainya.
"Reaksi yang ia perlihatkan setelah (didiskualifikasi di) Phillip Island sangat bagus, dan ia tidak terlihat tertekan dan terus memamerkan senyum di wajahnya. Ia membuat tim tetap kuat dan bekerja secara positif. Di sini (Valencia) caranya menghadapi balapan benar-benar sempurna," sanjungnya.
Baru musim ini turun di kelas primer kejuaraan dunia balap motor grand prix, Marquez langsung menandainya dengan predikat juara dunia.
Pebalap Spanyol berusia 20 tahun itu menjadi kampiun MotoGP 2013 usai bersaing ketat dengan sang juara bertahan dari tim Yamaha Jorge Lorenzo sampai dengan seri terakhir di Valencia.
"Sebelum musim dimulai kami tidak menduga Marc akan menjadi juara tahun ini," kata bos HRC Shuhei Nakamoto di Crash.
"Harapan kami adalah ia memenangi beberapa balapan tapi bahwa ia juga akan crash. Ia belajar dengan cepat bagaimana caranya mengendai mesin MotoGP dan biasanya seorang debutan akan kesulitan untuk mempertahankan waktu lap sampai akhir balapan karena mesin MotoGP lazimnya amat menghabiskan ban. Tapi di Assen Marc sudah paham bagaimana menjaga ban sampai akhir balapan," lanjutnya.
Prinsipal Tim Repsol Honda Livio Suppo, yang sebelumnya pernah bekerja sama dengan pebalap seperti Casey Stoner, tak kalah terkesan. Ia pun memuji mental dari Marquez.
"Marc sudah menjadi sebuah kejutan. Kami sudah menduga dirinya itu cepat, tapi konsistensinya dan caranya menangani tekanan di Phillip Island dan Valencia ternyata luar biasa," nilainya.
"Reaksi yang ia perlihatkan setelah (didiskualifikasi di) Phillip Island sangat bagus, dan ia tidak terlihat tertekan dan terus memamerkan senyum di wajahnya. Ia membuat tim tetap kuat dan bekerja secara positif. Di sini (Valencia) caranya menghadapi balapan benar-benar sempurna," sanjungnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar