Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sudah cukup lama mendengar adanya gerakan untuk menjebloskan anaknya Edhi Baskooro Yudhoyono alias Ibas ke penjara.
SBY menyebut adanya gerakan yang bisa berujung pada adu domba antara ia dan KPK. Hal tersebut bermula dari gencarnya spanduk atau dorongan agar KPK segera menangkap Ibas karena dianggap terlibat kasus Hambalang.
"Memang sudah lama saya mendengar dari pihak-pihak yang selama ini bisa dipercaya ucapannya bahwa ada gerakan untuk 'salah tidak salah' Ibas harus diperiksa KPK. Panggil dan periksa dulu, hasilnya urusan belakangan," tulis SBY dalam bukunya 'Selalu Ada Pilihan'.
Bahkan, ia juga mendengar upaya itu sampai merasuk ke elemen tertentu di. KPK. Ia meragukan kabar tersebut dan masih percaya KPK tidak ikut 'bermain'.
"Saya sangat tidak percaya. Hal begini bisa mengadu domba antara saya dengan KPK," katanya.
Ada pula yang mengatakan Ibas sangat bisa dijebak. Caranya dengan memanggil presiden dan Ibas oleh KPK untuk menjadi saksi siapa pun dan untuk kasus apa pun. Dengan begitu, runtuhlah kewibawaan sebagai presiden. Ia menyakini momentum seperti itu akan dieksploitasi untuk sekaligus menghabisi Partai Demokrat hingga benar-benar lenyap dari peredaran.
"Mendengar berita seperti ini saya sungguh prihatin. Kalau hal ini benar, politik kita telah memasuki era hitam dan gelap. Persis seperti apa yang ada dalam cerita-cerita film," katanya di halaman 254 bukunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar