Presiden terpilih, Joko Widodo (Jokowi) ditemani Plt Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengadakan acara perpisahan di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Jumat (17/10/2014).
Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama ternyata pernah mengenyam pendidikan di sekolah Islam selama di Belitung Timur. Hanya saja, ia memiliki kisah pilu saat ingin belajar mengaji.
"(Karena berbeda keyakinan) Saya diusir dari masjid karena kafir tidak boleh menginjak masjid," kata Basuki, di Balaikota, Rabu (29/10/2014). (Baca: Kisah Ahok dan Ibu Angkatnya yang Muslimah)
Di Belitung Timur, mayoritas warganya adalah Muslim. Namun, ia membuktikan seorang minoritas mampu menjadi bupati di wilayah mayoritas. Saat menjadi Bupati Belitung Timur, isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) masih terus mencuat, misalnya saat ia dilarang menginjak pelataran sebuah masjid di sana.
Menurut Basuki, ajaran Islam seperti itu tidak seperti Islam yang dipahaminya. (Baca: Ahok: Kalau Tidak Masuk Masjid Bagaimana Mau Dapat Hidayah?)
"Pas jadi Wagub, saya digosipin membuat kebijakan pembatasan makanan untuk jemaah haji. Jadilah gosip gara-gara gubernur kafir, mereka (jemaah haji) tidak dapat makanan. Tukang fitnah seperti itu nanti dapat tempat di dasarnya neraka," kata Basuki.
Para alim ulama dan umaro yang memadati Balai Agung pun terbahak mendengar cerita Basuki. Apabila di Jakarta masih ada orang-orang dengan karakter seperti itu, ia menjamin Jakarta tidak akan pernah maju.
"Ibu angkat saya juga seorang Muslim. Jadi, saya sengaja curhat ini. Saya ingin warga DKI tidak hanya di luarnya saja yang beragama," ujar pria yang biasa disapa Ahok itu. t
Tidak ada komentar:
Posting Komentar