Khudri
JAKARTA—Kalau gempa besar di Padang, warga panik, kendaraan sodok-menyodok. Sinyal HP dilarikan hantu. Listrik pudur. Walikota baru 30 menit paling cepat mencogok di RRI. Ada sebuah jalan keluar, yaitu mik (pelantang suara) yang bisa dipakai, suaranya terdengar dalam radius 4,5 Km. Belinya, Rp700 juta.
Jika pemerintah daerah ini baik provinsi, maupun kota Padang, Pariaman, Pessel dan Agam mau melengkapi daerahnya dengan alat pelantang suara itu, rancak benar. Satu hambatan teratasi. Tapi jangan satu, beli agak 10 buah.
Suatu alat canggih buatan Amerika Serikat yaitu hyperspike dapat didatangkan ke Sumatra Barat. Budi Waluyo,34, direktur sebuah perusahan swasta kepada Singgalang di Jakarta, Senin (27/6) mengatakan hyperspike, sebuah mik yang ukuran tidak berapa beda dengan mike biasa, namun kemampuan mengantar suaranya berukuran raksasa.
“Mike ini akan dapat didengar dengan jelas sampai radius 4,5 kilometer. Alat ini tahan banting, tahan air dan asap mengandung garam,” kata Budi Waluyo didampingi pengusaha lainnya, Luther.
Menurut Budi, jika hyperspike ini dipasang di Padang, maka suara walikota dapat didengar dengan jelas oleh seluruh warga. “Pak Wali dapat mengomandoi warga untuk evakuasi dan menyelamatkan diri hanya beberapa menit setelah terjadi gempa. Orang akan dapat mendengar informasi dan arah dengan jelas karena kualitas kejelasan suaranya 91 persen suara sempurna manusia,” jelas Budi Waluyo.
Budi mengakan, saat ini didunia, alat ini merupakan satu-satunya yang memiliki kualifikasi dan standar serta ketahanan maksimal.
“Untuk Indonesia hanya perusahaan saya yang menjadi distributornya dan saya sudah mendapat sertifkat dari Puslitbang Mabes Polri,” tutur Budi sambil memperlihatkan sertifikat yang ditandatangani oleh Kapuslitbang Mabes polri Brigjen (Pol) Anton Setiadi.
Untuk Indonesia ini kata Budi yang baru memakai alat pengeras suara raksasa ini adalah TNI dan Polri.
“TNI memakai alat ini untuk kegiatan latihan militer sedangkan Polri untuk pengendalian massa,” ujarnya.
“Jika Sumatra Barat menggunakan alat ini maka saya kira akan menjadi percontohan di Indonesia. Saya siap dipanggil gubernur atau walikota Padang untuk mempresentasikannya, sekaligus uji coba, “ kata Budi kepada Singgalang. (*)
JAKARTA—Kalau gempa besar di Padang, warga panik, kendaraan sodok-menyodok. Sinyal HP dilarikan hantu. Listrik pudur. Walikota baru 30 menit paling cepat mencogok di RRI. Ada sebuah jalan keluar, yaitu mik (pelantang suara) yang bisa dipakai, suaranya terdengar dalam radius 4,5 Km. Belinya, Rp700 juta.
Jika pemerintah daerah ini baik provinsi, maupun kota Padang, Pariaman, Pessel dan Agam mau melengkapi daerahnya dengan alat pelantang suara itu, rancak benar. Satu hambatan teratasi. Tapi jangan satu, beli agak 10 buah.
Suatu alat canggih buatan Amerika Serikat yaitu hyperspike dapat didatangkan ke Sumatra Barat. Budi Waluyo,34, direktur sebuah perusahan swasta kepada Singgalang di Jakarta, Senin (27/6) mengatakan hyperspike, sebuah mik yang ukuran tidak berapa beda dengan mike biasa, namun kemampuan mengantar suaranya berukuran raksasa.
“Mike ini akan dapat didengar dengan jelas sampai radius 4,5 kilometer. Alat ini tahan banting, tahan air dan asap mengandung garam,” kata Budi Waluyo didampingi pengusaha lainnya, Luther.
Menurut Budi, jika hyperspike ini dipasang di Padang, maka suara walikota dapat didengar dengan jelas oleh seluruh warga. “Pak Wali dapat mengomandoi warga untuk evakuasi dan menyelamatkan diri hanya beberapa menit setelah terjadi gempa. Orang akan dapat mendengar informasi dan arah dengan jelas karena kualitas kejelasan suaranya 91 persen suara sempurna manusia,” jelas Budi Waluyo.
Budi mengakan, saat ini didunia, alat ini merupakan satu-satunya yang memiliki kualifikasi dan standar serta ketahanan maksimal.
“Untuk Indonesia hanya perusahaan saya yang menjadi distributornya dan saya sudah mendapat sertifkat dari Puslitbang Mabes Polri,” tutur Budi sambil memperlihatkan sertifikat yang ditandatangani oleh Kapuslitbang Mabes polri Brigjen (Pol) Anton Setiadi.
Untuk Indonesia ini kata Budi yang baru memakai alat pengeras suara raksasa ini adalah TNI dan Polri.
“TNI memakai alat ini untuk kegiatan latihan militer sedangkan Polri untuk pengendalian massa,” ujarnya.
“Jika Sumatra Barat menggunakan alat ini maka saya kira akan menjadi percontohan di Indonesia. Saya siap dipanggil gubernur atau walikota Padang untuk mempresentasikannya, sekaligus uji coba, “ kata Budi kepada Singgalang. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar