Masukilah Ramadan dengan kebersihan hati, niat yang ikhlas mencari rida Allah semata. Semoga Ramadan kini membawa berkah. Hendaklah di bulan Ramadan tekun menunaikan salat Fardhu dan Tarawih dengan berjamaah, meramaikan masjid di manapun kita berada.
Rasulullah SAW telah bersabda bahwa: “Sesiapa saja salat (berjamaah) bersama imam (lalu ditunggunya) sehingga imam beredar (beringsut dari tempat duduknya), niscaya akan ditulis baginya ganjaran beribadat satu malam”.
Biasakanlah lidah untuk berzikir secara terus menerus, dan janganlah tergolong ke dalam kategori orang-orang yang tidak mau berzikir atau hanya berzikir sedikit saja. Bulan Ramadan adalah bulan ibadat dan bulan beramal, bukan bulan untuk tidur dan bermalas-malasan.
Satu kali, semasa Rasulullah sedang berkutbah Jibril datang kepada beliau sambil berdoa. Doa Malaikat Jibril menjelang Ramadan tersebut yang diaminkan oleh Rasulullah Shallalahu’alaihi wa sallam berisikan: “Ya Allah tolong abaikan puasa ummat Muhammad, apabila sebelum memasuki bulan Ramadan dia tidak melakukan (tidak memohon) maaf terlebih dahulu kepada kedua orangtuanya (jika masih ada).
Amin kata Rasulullah.
“Ya Allah tolong abaikan puasa umat Muhammad, apabila sebelum memasuki bulan Ramadan dia tidak bermaafkan terlebih dahulu antara suami istri”.
Amin jawab Nabi Muhammad SAW.
“Ya Allah tolong abaikan puasa umat Muhammad, apabila sebelum memasuki bulan Ramadan dia tidak bermaafan terlebih dahulu dengan orang-orang di sekitarnya”. Maka Rasulullah pun mengatakan Amin.
Para sahabat bertanya, Ya Rasulullah kenapa engkau menyebut “Amin” dalam kutbah engkau tadi?”
Rasul menjawab, bahwa Jibril berdoa dan aku mengaminkan yang didoakannya seperti tadi itu. Maka bermaafanlah satu sama lain sebelum memasuki Ramadan, dan inilah arti “balimau” yang sebenarnya, bukan hanya pergi mandi mandi ke tepi laut, ke tepi danau, ke tepi tasik, ke dalam lubuk dan tepi sungai, sehingga kadang kala bukannya balimau yang di dapat tetapi malah “balunau” jadinya.
Moga terhindar kita semua dari doa Jibril tersebut. Amin Ya Mujib as Sailina. Selain dari itu, semasa kita merasakan “lapar” karena “menahan” atau imsak dalam melaksanakan ibadah puasa, maka ingatlah selalu bahwa kita adalah makhluk yang lemah. Kita tidak akan mendapatkan berbagai makanan dan minuman serta nikmat yang ada di tangan kita sekarang ini, apabila bukan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang memberikannya.
Bergiatlah agar kita tetap memberi makanan untuk orang yang berbuka puasa, karena keuntungannya amat besar dari sisi Allah Azza wa Jalla. Maka bentuklah diri menjadi hamba Allah yang bersyukur. Keluarkan infaq dan zakat dengan teratur.
Ramadan mestinya kita jadikan bulan latihan rohani dan jasmani melaksanakan kehidupan beradat sesuai tuntunan Kitabullah dan Sunnah Rasulullah. Jauhilah sifat “mubazir” dalam perbelanjaan, dalam makan-minum, dan lain-lain di dalam bulan Ramadan ini.
Perbuatan mubazir adalah satu perbuatan yang amat dibenci oleh Allah karena mubazir itu perbuatan setan. Perilaku mubazir akan mengurangkan amalan sedekah. Padahal amalan sedekah akan mendapat ganjaran pahala yang besar dari sisi Allah Azza wa Jalla, serta akan membuka berpuluh puluh pintu kebaikan dan rezeki.
Jangan berlebih-lebihan dalam hal menyediakan berbagai jenis makanan berbuka (dan sahur), hal ini akan membuat ahli keluarga sibuk, lantas mereka akan kehilangan peluang di siang (dan malam) hari memperbanyak tilawah Alquran, agar masa keemasan dalam Ramadan tersebut tidak hilang lenyap sedemikian rupa tanpa bekas dalam jiwa dan pembinaan karakter shaum Ramadan ini.
Pelunturan kadar umat Islam lebih banyak disebabkan berjangkitnya wabah “kemelaratan” dan “kebodohan”, pada sebagian besar ummat ini. Walaupun sebenarnya sinyal Alquran menyebutkan bahwa posisi umat itu berada pada papan atas, sesuai Firman Allah: “Kuntum khaira ummatin ukhrijat linnasi, ta’muruuna bil ma’rufi wa tanhauna ‘anil munkari, wa tu’minuuna billahi”. Artinya sebenarnya kamu adalah ummat terbaik yang ditampilkan di tengah kehidupan manusia, karena kamu senantiasa mengajak kepada yang makruf dan menegah dari yang mungkar, serta beriman kepada Allah. Moga Ramadan kita kali ini lebih berkualitas dari Ramadan sebelumnya. Amin.
MASOED ABIDIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar