SPBU DIBERI SANKSI
SAWAHLUNTO, HALUAN — Kedapatan menjual bahan bakar ke pembeli jeriken, SPBU Muara Kelaban Sawahlunto dikenai sanksi satu bulan, tidak mendapat pasokan BBM dari pihak pertamina. Masyarakat Sawahlunto pun mulai kesulitan, harga BBM eceran melonjak tajam hingga Rp7.000 per liter.
Yang membuat masyarakat lebih sedih, karena SPBU Muara Kelaban merupakan satu-satunya SPBU yang ada di Sawahlunto. Pihak SPBU sendiri mengelak ditanyai seputar sanksi. “Memang pasokan BBM yang tidak ada dari pertamina, sudah dua hari ini. Kapan akan mendapat pasokan, juga belum pasti,” ujar salah seorang petugas SPBU Muara Kelaban kepada Haluan, Rabu (24/8).
Sementara itu, harga BBM eceran melonjak sangat tajam, BBM jenis premuim yang biasanya hanya berkisar Rp5.500 per liter, kini dibanderol Rp7.000. Harga itu menurut pedagang BBM eceran sesuai dengan susahnya mendapatkan BBM di SPBU yang jaraknya sangat jauh dari Sawahlunto.
Meski demikian, ketika ditanya dimana mereka mendapatkan BBM, pedagang eceran mengelak menyebutkan SPBU yang menjual jeriken. “Nanti kalau kami sebutkan, mereka diblacklist juga, kasihan kan,” terang pedagang eceran.
Pedagang eceran mengaku mendapatkan pasokan BBM dari langganan mereka, yang setiap harinya bekerja mencari pasokan BBM. Setiap jeriken pedagang eceran mengaku harus mengeluarkan Rp13 ribu, sebagai upah angkut.
Rata-rata pengangkut BBM dengan motor itu bisa mengangkut BBM sebanyak 5 jeriken. Namun, untuk saat ini pengangkut BBM jeriken menaikkan harga upah angkut menjadi Rp17 ribu hingga Rp22 ribu per jeriken. “Tergantung jauh dan lamanya menunggu antre mendapatkan BBM,” ujar pedagang.
Kesusahan juga dialami para pemakai kendaraan dinas pemerintah. Biasanya cukup dengan menukarkan bon minyak dari pemerintah, kini bon tersebut tidak lagi dapat ditukarkan, karena SPBU Muara Kelaban tidak lagi memiliki stok BBM.
“Memang, untuk satu bulan ke depan, kendaraan dinas tidak bisa mendapatkan BBM. Meskipun berlanggan, SPBU Muara Kelaban tetap saja tidak bisa memenuhi kebutuhan BBM dari kendaraan,” ujar salah seorang pejabat di Bagian Umum Setdako Sawahlunto. (h/dil)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar