TERKAIT:
PADANG, KOMPAS.com - Kepala Kantor Penghubung Pemerintah Daerah Sumatera Barat di Jakarta, Nadiar, menyatakan seribu orang warga Minangkabau akan mudik bersama menggunakan kapal milik TNI KRI Tanjung Nusanive pada Lebaran Idul Fitri 1432 Hijriah.
"Hingga malam ini sudah ada seribu warga Sumbar yang mendaftar ke Kantor Perwakilan Pemda Sumbar di Jakarta untuk pulang ’basamo’ (mudik,red) dengan menggunakan KRI Tanjung Nusanive," kata Nadiar saat dihubungi melalui telepon seluler, Rabu (24/8/2011).
Dia menjelaskan, mudik perantau Minangkabau dengan menggunakan KRI Tanjung Nusanive berkat kerja sama BK3AM Jakarta dan Ikatan keluarga Canduang Koto Laweh (IKCK).
Kapasitas penumpang KRI Tanjung Nusanive sendiri diperkirakan mencapai 1.200 orang, dan hingga saat ini bagi warga Minangkabau yang ingin mudik, Kantor Pemwakilan Pemda Sumbar di Jakarta masih membuka pendaftaran.
KRI Tanjung Nusanive itu akan bertolak dari Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, Jumat (26/8), diperkirakan sampai di Pelabuhan Teluk Bayur, Sabtu (27/8/2011). "Kapal itu nantinya akan kembali ke Jakarta setelah lebaran membawa perantau yang mudik tersebut," kata Nadiar.
Nadiar menambahkan, diperkirakan jumlah pemudik dari Jakarta menuju Sumbar mencapai 3.000 orang. Jumlah tersebut termasuk kemungkinan adanya perantau yang "pulang basamo" dengan beberapa bus, pesawat, atau mobil pribadi.
Dalam "pulang basamo" ini perantau diberi kemudahan baik dalam proses registrasi ataupun biaya. Perantau yang pulang dibebani biaya Rp 500.000 untuk ongkos pulang dan pergi dengan tujuan membantu perantau kurang mampu.
"Saat ini, tiket untuk pulang ke Padang harganya di atas Rp 500.000 untuk bus dan Rp1 juta untuk pesawat, sebab itu kemudahan ini hendaknya dapat dimanfaatkan para perantau Minangkabau," katanya.
Ia mengharapkan pemerintah kabupaten dan kota masing-masing dapat mengakomodasikan bus jemputan bagi perantau yang diangkut KRI Tanjung Nusanive.
"Hingga malam ini sudah ada seribu warga Sumbar yang mendaftar ke Kantor Perwakilan Pemda Sumbar di Jakarta untuk pulang ’basamo’ (mudik,red) dengan menggunakan KRI Tanjung Nusanive," kata Nadiar saat dihubungi melalui telepon seluler, Rabu (24/8/2011).
Dia menjelaskan, mudik perantau Minangkabau dengan menggunakan KRI Tanjung Nusanive berkat kerja sama BK3AM Jakarta dan Ikatan keluarga Canduang Koto Laweh (IKCK).
Kapasitas penumpang KRI Tanjung Nusanive sendiri diperkirakan mencapai 1.200 orang, dan hingga saat ini bagi warga Minangkabau yang ingin mudik, Kantor Pemwakilan Pemda Sumbar di Jakarta masih membuka pendaftaran.
KRI Tanjung Nusanive itu akan bertolak dari Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, Jumat (26/8), diperkirakan sampai di Pelabuhan Teluk Bayur, Sabtu (27/8/2011). "Kapal itu nantinya akan kembali ke Jakarta setelah lebaran membawa perantau yang mudik tersebut," kata Nadiar.
Nadiar menambahkan, diperkirakan jumlah pemudik dari Jakarta menuju Sumbar mencapai 3.000 orang. Jumlah tersebut termasuk kemungkinan adanya perantau yang "pulang basamo" dengan beberapa bus, pesawat, atau mobil pribadi.
Dalam "pulang basamo" ini perantau diberi kemudahan baik dalam proses registrasi ataupun biaya. Perantau yang pulang dibebani biaya Rp 500.000 untuk ongkos pulang dan pergi dengan tujuan membantu perantau kurang mampu.
"Saat ini, tiket untuk pulang ke Padang harganya di atas Rp 500.000 untuk bus dan Rp1 juta untuk pesawat, sebab itu kemudahan ini hendaknya dapat dimanfaatkan para perantau Minangkabau," katanya.
Ia mengharapkan pemerintah kabupaten dan kota masing-masing dapat mengakomodasikan bus jemputan bagi perantau yang diangkut KRI Tanjung Nusanive.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar