NASRULLAH NUKMAN
“Maka disebabkan oleh rahmat dari Allahlah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka, sekiranya kamu bersikap keras lagi kasar, tentulah mereka akan menjauh dari sekeliling kamu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonlah ampunan bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekat, bertakwalah kepad Allah, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepadaNya”. (Ali Imran 159). Allah telah menganugerahkan banyak kenikmatan kepada hambanya, di antaranya kasih sayang ke dalam hati siapa saja. Maka dengan sifat tersebut manusia dianjurkan untuk menebar kebaikan kepada seluruh alam dengan penuh cinta dan kasih, mengalir dan keluar dari hati orang-orang beriman, bak cahaya yang menyinari jagat raya. Banyak faktor membuat manusia kehilangan kelembutan dan kasih sayang. Di antaranya karena dosa dan kedurhakaan. Dosa dan kedurhakaan kepada Allah membentuk noktah hitam dalam kalbu, bahkan sampai menjadikan hati keras, bahkan kerasnya melebihi batu. “Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi”. (Q.S Al-Baqarah 74) Faktor lain yang membuat hati manusia jadi keras dan kehilangan kasih sayang adalah rakus dan tamak terhadap harta benda dan sombong. Tidak peduli kapada sesama. Atau mungkin juga karena rasa kenyang yang berlebihan, tidak peduli dan berbagi dengan si miskin. Kekenyangan juga dapat menimbulkan rasa angkuh. Kedatangan Ramadhan, bulan penuh rahmat adalah untuk menghancurkan kerasnya hati manusia terhadap ketamakan dan kerakusan serta menghancurleburkan kesombongan. Dalam hati orang yang berpuasa akan tumbuh rasa kasih sayang. Karena dengan merasakan haus dan lapar akan menumbuhkan rasa empati terhadap penderitaan orang lain. Rasa empati itulah yang memunculkan kasih dan sayang kepada sesama. Peduli penderitaan saudaranya. Setiap muslim dituntut merealisasikan kasih sayangnya. Kecintaan kepada sesama adalah bukti keimanan seseorang terhadap Allah, Kata Rasulullah SAW: “Tidaklah beriman seorang kalau tidak mencintai saudaranya, sebagaiman mencintai diri sendiri”. Penguasa dituntut menyayangi dan mengasihani rakyatnya. Bila penguasa menyengsarakan rakyat, murka Allah sangat besar kepada mereka. Rasulullah bersabda: “Ya Allah, barang siapa yang diamanahkan memegang suatu urusan dari ummatku, lalu dia menyengsarakan mereka, maka sengsarakanlah dia. Dan barang siapa yang diamanahkan memegang suatu urusan dari ummatku, lalu dia berbelas kasihan terhadap mereka, maka belas kasihani jugalah mereka”. Pemimpin dituntut menyayangi rakyatnya. Imam dituntut menyayangi makmumnya, dan seorang da’i dituntut untuk berlaku lemah lembut dan berkasih sayang terhadap orang-orang diserunya. Orangtua dituntut menyayangi anak-anaknya. Pengaruh kasih sayang orangtua berdampak sangat besar kepada kepatuhan dan keberhasilan. Dengan rahmat bulan Ramadhan kita panjatkan doa kepada Allah SWT, supaya negeri ini dikaruniakan pemimpin yang memiliki kasih dan sayang, memperhatikan urusan rakyat mewujudkan kesejahteraan. (*) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar