DAMANHURI
ndrea Adhan alias Ajo Andre, pelawak urang awak terkenal itu sejak dua tahun terakhir namanya nyaris hilang dari peredaran. Memang, putra asli Tandikek, Kecamatan Patamuan, Padang Pariaman ini terserang penyakit stroke. Kini, hari-harinya banyak dihabiskan di dalam rumah, sambil ditemani sebuah tongkat. Dia mengurai rasa sakit di kediaman orangtuanya, Tandikek. Ketika Singgalang bertandang ke rumahnya, Rabu (17/8) tampak senyumnya mulai terlihat bersemi kembali, setelah sekian lama tak bisa senyum. Bicaranya mulai lurus, walau lawan bicaranya harus banyak sabar mendengarkan apa yang akan dia ucapkan. Anak ketiga dari enam bersaudara, buah hati pasangan dari Sutan Imran Alm dan Inut ini mengalami penyakit lemah sejak awal 2010 lalu, pada saat masyarakat Kenagarian Tandikek rapat soal mengusung dirinya untuk dijadikan sebagai calon wakil bupati. Sejak kejadian tersebut, Ajo sempat koma selama satu bulan. Selama itu dirinya tidak tahu-menahu, bahkan kain yang melekat dibadannyapun tidak terasa lagi. Baginya, penyakit itu sungguh pukulan yang luar biasa, karena nyaris merenggut nyawanya. Dia tengah melakukan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan pemulihan masyarakat korban gempa dan longsor di kampungnya, Tandikek tiba-tiba siang diawal Januari 2010 itu dia pingsan di hadapan banyak orang. Menurut Inut, sang ibu yang selalu setia menemaninya setiap waktu, semalam pas kejadian, Ajo langsung dilarikan ke Bukittinggi. Setelah itu juga banyak melakukan pengobatan, baik yang tradisional, maupun lewat medis. Bahkan ada juga lewat akupuntur, yang dilakukan di Singkarak, Kabupaten Solok sana. Diperkirakan sekitar 15 kilogram berat badannya menurun akibat penyakit tersebut. “Mungkin alun nasib ka cegak lai. Soal barubek, lah kian. Tinggal lagi nasib dari Tuhan, sang Maha Kuasa. Dialah yang berhak memberikan penyakit dan Dia pula yang akan menyembuhkan dari penyakit ini,” ungkap Ajo dengan nada terbata-batanya. Ajo Andre merasakan betul, betapa semua kawan-kawannya datang melihat. Sejak dari seniman, sampai kepada pejabat beserta keluarganya sekalian datang ke rumah Ajo, ketika mendengar berita tentang sakitnya Ajo Andre. “Alhamdulillah, Uni Elly Kasim manjalang puaso kapatang tibo dirumah. Piak Amba, dan lainnyo banyak pulo yang datang. Semua mendoakan dan berharap, semoga penyakit ini cepat sembuh, dan bisa kembali beraktivitas di dunia seni, seperti sedia kala,” katanya. Memang, Ajo Andre sudah terkenal melawak sejak dia duduk di bangku SMP. Bibit melawak itu mulai mengalir dalam kehidupannya. Setiap kali berkumpul bersama, ada-ada saja yang membuat temannya ketawa dan senang, mendengarkan apa yang dibicarakan Ajo. Semua bicaranya terkesan penuh dengan guyonan, yang membuat lawan bicaranya galak mengekeh-ngekeh. Tak heran, dimana pun pria ini tampil selalu menjadi tumpuan banyak tamu. Keliling Indonesia Lewat seni melawak itu pula, Ajo Andre bisa dikenal banyak orang. Mulai dari rakyat badarai, hingga pejabat tinggi dan politisi akrab dengannya. Bahkan, hampir setiap hari sebelum dia sakit, selalu berkeliling Indonesia, guna memenuhi panggilan masyarakat untuk bisa bernyanyi dan bercerita lawak. “Sabalum ambo sakik, sempat keliling ke sejumlah negara di Erofa bersama Uni Elly Kasim dan Titik Puspa,” ujarnya. Dengan dunia yang digelutinya itu, Ajo Andre tidak lagi sekadar aset Padang Pariaman. Namanya telah menasional. Dia bagaikan sumber inspirasi baru. Walau masyarakat luar yang mengundangnya itu tidak tahu banyak soal bahasa Padang, yang sering ditampilkan Ajo Andre. Kini, ketika dibacakan apa yang menjadi jargonnya saat bernyanyi dan bercerita, Ajo hanya tersenyum. Ingin sekali dia agaknya mengulang-ngulang, agar tamunya bisa senang, tapi kurang pas lagi lidahnya untuk membaca hal itu. “Dalang Apak, gadang talue itiak tu, manga ndak pacah lancik itiak,” itu bagian terkecil dari cerita lawak yang ditampilkan Ajo.
Harus diobati Elly Kasim kepada Singgalang, kemarin menuturkan, Ajo Andre harus diobati. Biayanya tidak sampai Rp100 juta. Kalau bisa, katanya, Ajo akan dibawa berobat pada Oktober tahun ini. Ia berusaha mencari dana, namun Elly meminta pembaca Singgalang dan penggemar Ajo, juga bisa turun tangan. “Semoga Ajo bisa kita obati, sehat kembali dan berkarya lagi,” doa Elly. (*) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar