Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu saat menggelar jumpa pers terkait dengan penyerangan Kedutaan Besar Israel di Kairo, Mesir, Sabtu (10/9).
REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Israel mendapat balasan atas serangan terhadap rakyat Gaza saat peringatan Hanukkah beberapa waktu lalu. Balasan itu adalah krisis yang dialaminya saat ini dengan Turki dan Mesir.
Yang pertama, Turki memutuskan hubungan diplomatik kedua negara karena urusan luar negeri. Yang kedua, kedutaan Isrel di Kairo dirusak rakyat saat demonstrasi menuntut pengusutan atas kasus meninggalnya lima petugas perbatasan Mesir dengan Israel.
Seperti dikutip Haaretz.com, selama peringatan Hanukkah, angkatan bersenjata Israel menyerang rakyat Gaza yang tidak berdaya dengan operasi Cast Lead. Israel tidak menyadari bahwa serangan mereka disiarkan di televisi dan dilihat masyarakat dunia. Terlebih di Istanbul dan Kairo.
Turki akhirnya mengambil langkah memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel setelah sebelumnya Israel tidak mau meminta maaf atas penyerangan kapal Mavi Marmara.
Di Kairo, rakyat Mesir berunjuk rasa di depan Kedutaan Besar Israel yang berujung pada bentrokan dan penyerangan ke Kedubes Israel. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyebut penyerangan di Kedubes Israel di Kairo sebagai cedera parah atas kesepakatan damai kedua negara. Netanyahu memuji keamanan Mesir yang menyelamatkan Duta Besar dan seluruh pegawai Kedutaan yang terjebak di dalam gedung saat terjadi kerusuhan.
Dalam laporannya, Haaretz.com menyebut mantan Perdana Menteri Ehut Olmert, Menteri Pertahanan saat ini, Ehud Barak, dan mantan Menteri Luar Negeri Tzipi Livni harus bertanggung jawab atas memburuknya hubungan diplomatik dengan Turki dan Mesir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar