KORBAN HANYUT DI PADANG DAN TIKU
Hujan deras yang mengguyur Kota Padang memakan korban. Dua orang hanyut di sungai. Dan satu lagi terseret arus gelombang laut Tiku. Dua sudah ditemukan dalam kondisi tewas, satu masih dalam pencarian.
PADANG, HALUAN — Dua remaja yang tenggelam dan hanyut di dua lokasi berbeda Jumat (21/10) lalu di Tiku dan Padang ditemukan tak bernyawa. Andi (19) ditemukan tim tewas di perairan Laut Tiku, Agam, Sabtu (22/10) sekitar pukul 15.36 WIB. Sementara Fauzi (15), siswa SMP 30 Padang, juga didapati dalam kondisi serupa malamnya di Banda Bakali, Purus, Padang sekitar pukul 23.00. Pegawai klinik AMC Gadut, Padang, Welya (44), yang jatuh di jembatan Ulu Gadut masih belum jelas nasibnya.
Andi ditemukan sekitar 50 meter dari tempat korban sebelumnya mandi-mandi bersama dua rekannya, di dekat perumahan nelayan Tiku. Korban hilang sekitar pukul 14.00 WIB, Jumat (21/10) lalu. Tim pencari dari unsur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Agam, Polres Agam dan Polsek Tanjung Mutiara, personil Satpol PP Agam, dan warga sekitar, Jumat tidak berhasil menemukan korban. Pencarian dihentikan ketika gelap mulai turun. Sabtu (22/10) pagi, tim pencari kembali berusaha menemukan korban, dengan menyisir lokasi seputar TKP. Jasa orang pintar juga dimanfaatkan. Akhirnya, korban ditemukan tidak begitu jauh dari lokasi hilangnya, dalam keadaan tidak bernyawa. Menurut Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Agam, Martias Wanto Datuak Maruhun, didampingi Kasi Kedaruratan, Asri Bujang, Laut Tiku sering makan korban. Korbannya biasanya mereka yang mandi-mandi di sana, dan para nelayan.
Untuk ia mengimbau kepada segenap pengunjung pantai, agar berhati-hati bila hendak bersenang-senang sambil mandi di sana. Bila cuaca kurang bersahabat, sebaiknya menghindari mandi-mandi, bagi pengunjung. Kepada nelayan diingatkan, bila hendak melaut, lihat dulu kondisi cuaca. Bila sedang kurang bagus, sebaiknya tidak melaut.
Sementara itu, jasad Fauzi awalnya terlihat sejumlah pemuda yang tengah santai di pinggir Banda Bakali, Padang, persis di kawasan GOR H Agus Salim. Warga melihat mayat tersangkut perahu naga yang tengah parkir di lokasi tersebut.
Penemuan itu diberitahukan kepada sejumlah anggota Polair Polda Sumbar yang istrahat di GOR, usai latihan perahu naga. Briptu Indra Gami dan Bripda Rendi Wahyudi yang mendapat informasi itu langsung menuju tempat yang dimaksud. Setelah dipastikan, ada mayat yang tersangkut, langsung diiinformasikan kepada petugas Pemadam Kebakaran Kota Padang yang sejak paginya ikut melakukan pencarian terhadap korban. Dari pakaian yang digunakan, dan ciri-ciri fisiknya, petugas kemudian memastikan jasad tersebut adalah Fauzi yang hanyut Jumat (21/10) sekitar pukul 17.00 WIB di kawasan Padang Timur. Jarak lokasi hanyut Fauzi dengan ditemukannya lebih kurang 5 kilo meter.
Saat ditemukam, korban mengenakan baju kaos putih yang sudah mulai kecoklatan dan celana olahraga bertuliskan SMPN 30 Padang. Jenazah sudah membiru dan perut agak membengkak, diduga akibat terlalu lama di dalam air dan juga terdapat luka di kepala sebelah kiri bekas benturan.
Di tengah kerumunan warga yang menyaksikan peristiwa tersebut, jasad warga Batung Taba, Lubek Begalung Padang itu dievakuasi ke daratan dan dibawa ke Rumah Sakit M Djamil Padang untuk divisum. Pantauan Haluan, satu-persatu anggota keluarga kemudian terlihat hadir di rumah sakit pemerintah itu tadi malam. Tak ayal, isak tangis pun bergema setelah melihat kondisi salah seorang anggota keluarganya. Setelah divisum, jenazah kemudian dibawa ke rumah duka untuk disemayamkan.
Masih Dicari
Petugas gabungan hingga kemarin juga masih melakukan pencarian terhadap Welya (44), pegawai klinik AMC Gadut yang hanyut terbawa arus di Batang Air Ulu Gadut, Kecamatan Lubuk Kilangan, Jumat (21/10) lalu. Namun, hasilnya korban belum ditemukan hingga Sabtu (22/10) sore. Tim yang melakukan pencarian terhadap korban yakni Dinas Pemadam Kebakaran (Disdamkar), Pol Airud, Basarnas, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Tagana, dan PMI.
“Sekitar 40 anggota gabungan yang turun dalam melakukan pencarian terhadap korban hanyut tersebut,” kata Kadisdamkar Budhi Erwanto. Dijelaskannya, pencarian tersebut dilakukan sejak pukul 08.00 WIB, beberapa petugas sudah mulai turun ke lapangan menyisiri dari Tempat Kejadian Peristiwa (TKP) hingga ke Muaro Batang Arau dan ke Muaro Bandar Purus.
Penyisiran dilakukan dengan menggunakan perahu karet, penyelaman dan juga penyisiran di pinggir sungai. Namun, hingga batas waktu pencarian pukul 17.00 WIB kemarin, petugas belum berhasil menemukan korban. Sebelumnya, Welya sendiri terbawa arus sungai ketika ia sedang mengendarai sepeda motor Honda Beat dengan nomor polisi BA 2847 BR, Jumat (21/10) sekitar pukul 15.00 WIB. Karena jalanan licin, korban jatuh lalu tergelincir masuk ke sebuah selokan yang airnya langsung mengalir ke Batang Air Ulu Gadut. Sementara, motor korban yang berwarna merah, tersangkut pada dinding jembatan.
Air yang meluap, menghanyutkan tubuh korban hingga tidak bisa tertolong lagi. Kejadian ini sempat mengundang perhatian warga sekitar dan telah berusaha untuk melakukan pencarian terhadap korban. (h/nas/msm/aci)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar