PENJELASAN PEMKO PADANG
PADANG, HALUAN — Petak toko yang akan dibangun di Pasar Raya Inpres II, III dan IV di Kota Padang tak mungkin digratiskan, karena hal itu tak sesuai dengan aturan dan ketentuan yang ada. Yang bisa dilakukan yaitu penekanan harga dengan mengimbangi dana yang dikucurkan pusat, sehingga nantinya bisa terjangkau oleh pedagang.
“Tak mungkin petak toko di pasar Inpres yang akan dibangun ini digratiskan. Dan menurut saya, tak ada Bapak Walikota mengatakan hal itu, seperti yang disampaikan Ketua DPD Golkar Kota Padang,
Wahyu Iramana Putra di surat kabar,” kata Yogan Askan, Ketua Tim Percepatan Pembangunan Pasar Inpres kepada Haluan, Selasa (25/10) menyikapi pernyataan Wahyu Iramana di surat kabar lokal yang mengatakan Walikota Padang setuju kios digratiskan.
Menurutnya, apa yang disampaikan ketua DPD Golkar Padang itu ‘berbau’ kepentingan lain. Apalagi, munculnya Wahyu baru beberapa waktu belakangan. Sementara perencanaan pembangunan pasar Inpres yang runtuh akibat gempa 2009 lalu itu sudah berlangsung dua tahun.
“Kalau memang Wahyu peduli, mestinya dia muncul dan berbicara hal ini sejak dua tahun lalu. Kenapa harus sekarang. Kalau tak paham betul tentang pasar, jangan berbicara lah,” katanya.
Dia meminta pedagang mendukung pembangunan pasar Inpres, sehingga lebih cepat dibangun, cepat pula selesainya. Apalagi, pemerintah pusat sudah menyediakan anggaran tahap pertama Rp64 miliar.
“Pasar Inpres ini sudah berusia 30 tahun lebih. Kondisinya saja sebelum gempa sudah memprihatinkan. Sudah saatnya dibangun kembali. Nah, jika dibangun kembali, pedagang minta digratiskan, itu kan tidak pas. Sesuai peraturan, jika bangunan sudah berusia diatas 25 tahun layak untuk dibangun kembali. Begitu juga dengan Hak Guna yang dimiliki pedagang. Sementara pasar Inpres ini bukan saja usianya yang sudah tua, gedungnya juga sudah memprihatinkan, karena rusak berat oleh gempa. Pemerintah pusat sudah mau membantu, apalagi yang kurang,” katanya lagi.
Menurut Yogan, pemerintah pusat dan Kota Padang sudah bijak dalam membangun kembali pasar raya tersebut. “Kenapa saya mengatakan pemerintah bijak, dengan percepatan pembangunan kembali pasar ini merupakan kepedulian kepada pedagang dan masyarakat yang mengunjungi pasar ini. Kemudian masalah harga, pemerintah tidak memaksakan. Bahkan, sekarang tim berusaha menekan harga, sehingga bisa terjangkau oleh pedagang. Namun sekarang harga belum bisa diputuskan, karena menunggu hasil pemenang tender nantinya. Jika pemenang di bawah anggaran yang disediakan pemerrintah Rp64 miliar itu, maka untuk fasilitas pendukung seperti parker, shelter serta fasilitas lainnya bisa didanai kelebihan itu, dan tidak dimasukan keharga keseluruhan. Tapi pastinya perhitungan harga ini, kita tunggu hasil tender,” tambahnya.
Senada dengan Yogan, Wakil Walikota Padang Mahyeldi Ansyarullah dalam jumpa pers di Balaikota Padang kemarin mengatakan bahwa harga kios tetap tidak bisa gratis. “Pasar Inpres II, III dan IV tidak gratis, tapi menggunakan sistem sewa. Bahkan, rencananya Pemko Padang akan melakukan pertemuan kembali dengan pedagang tentang penetapan harga,” ujarnya.
Menanggapi hal itu Wakil Ketua DPRD Kota Padang Budiman mengatakan, untuk penempatan pasar Inpres II, III dan IV tidak apa-apa gratis, tapi untuk selanjutnya tetap harus membayar. (h/vid/adk/ade)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar