Saya adalah seorang pejuang dan saya harus berjuang hingga akhir.
Tan Yoke Lan (63), harus menjalani mastektomi setelah didiagnosa diserang kanker payu dara stadium dua dan ia berangkat ke Indonesia dengan tidak mengindahkan larangan dokter, demikian dilaporkan Sraits Times Singapura.
Ia memilih tidak menjalani kemoterapi untuk membunuh sisa kanker dalam badannya dan ia Minggu meraih medali emas pada nomor bridge berpasangan dengan mitranya, Seet Choon Cheng.
"Hanya beberapa minggu lalu, saya masih belum pasti apakah dapat datang ke sini," kata Tan yang memiliki enam cucu.
"Tapi saya tetap datang karena saya tidak ingin mengecewakan pasangan saya serta tidak ingin membuat rekan setim hilang semangat," katanya.
Pasangan pemain itu meraih medali emas pertama Singapura, sehingga mereka berpelukan sembari bertangisan merayakan kemenangan di Hotel Jayakarta Palembang, sebagai tuan rumah pertandingan bersama Jakarta.
Tan mengatasi rasa nyeri pada dadanya dan beristirahat setiap pergantian putaran pada pertandingan yang berlangsung selama 10 jam per hari-- dalam usahanya menggapai medali emas untuk negaranya.
Ia mengatakan sekembalinya ke Singapura ia harus menjalani kemoterapi, yang harus ditunda karena keinginannya ikut bertanding.
"Saya adalah seorang pejuang dan saya harus berjuang hingga akhir," katanya.
Pesta olahraga sekali dalam dua tahun itu merebutkan ratusan medali dan akan berakhir Selasa dengan kemenangan tuan rumah Indonesia sebagai juara umum.
(Z002)
Editor: Ella Syafputri (ANTARA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar